Title :
Someday Love
Cast :
Cho Kyuhyun
Park Sung Chan
Ahn Ra Ra
Lee Donghae
Park Chan Ri a.k.a Cho Eun Hye (as Cho Kyuhyun noona)
and others cast in Remember Then.
Guest Star :
Byun Baek Hyun (member of EXO-K) & Lou Yi Xiao
Author :
Aozora-tomomi
PG : 15
Genre :
Romance, Comedy
Lenght :
Twoshoot
Author
kembali membawa lanjutan sequel Kyu-Chan couple...Apakah ada yang
nungguin?? Selalu meminta maaf karena lama U,U, part akhir diselesaikan
di tengah badai dan prahara (halah). Sambil baca coba deh dengarkan lagu
아무렇지 않니 (Amureohji Anhni/Don’t You Mind) (HyunSeung’s Solo) sama
lagunya EXO - What Is Love ^^, dijamin mak nyusss.. dan cocok sama
ceritanya... *Plakkkk
Langsung aja monggo disimak readers...
Park
Sung Chan kini bisa melihat dengan jelas wajah sang namja. Wajah
seorang namja yang membuat jantungnya hampir berhenti berdetak saat itu
juga. Wajah namja yang ternyata memang sangat dikenalnya. Namja yang
sudah lama tidak pernah lagi mengganggu mimpi tidurnya ketika
perasaannya semakin kuat pada Kyuhyun. Namja yang selama ini dinilainya
tak pernah memandangnya sebagai seorang yoeja dan bahkan tak pernah
menganggapnya ada. Dia adalah namja bernama Baek Hyun, cinta pertamanya.
Cinta pertama Park Sung Chan yang bertepuk sebelah tangan dan sangat
menyakitkan. Menyakitkan ketika bahkan dia menghilang di hari kelulusan
mereka sewaktu masih duduk di bangku SMU. Menghilang membawa janji yang
belum dipenuhinya.
Park Sung Chan menahan langkahnya lebih
jauh lagi. Dia hanya terdiam kini di tempatnya berdiri memandangi wajah
yang pernah melekat dalam hati dan ingatannya dulu dan masih sampai
kini. Seakan tidak percaya akan bertemu dengannya lagi di sebuah tempat
yang tak pernah diduganya. Rasa sesak di dadanya karena terlalu cepat
berlari tadi membuatnya bersusah payah mengatur nafasnya. Namun, rasa
sesak itu tak mau menghilang meskipun nafasnya telah kembali pada
keadaan normal. Sesak itu bukan dari lelah berlari, disadarinya sesak
yang dirasakannya adalah karena perasaannya bertemu kembali dengan namja
yang kini ada di hadapannya.
“Gwenchana?”, suara namja di
hadapannya yang melembut membuatnya tersadar dari fikirannya sendiri
selama beberapa saat lalu. Berusaha tetap dalam kesadaran dan menahan
diri untuk tidak menangis Park Sung Chan mengangguk lemah, menjawab
pertanyaan Baek Hyun yang kini justru tampak sangat khawatir melihat
wajah Park Sung Chan yang memucat.
Park Sung Chan mencoba
melangkah menjauh berniat untuk pergi dan bergegas mencari tempat dimana
mobil Kyuhyun berhenti sebelumnya. Tubuhnya sedikit terhuyung saat
mengambil langkah pertama. Baek Hyun mengulurkan tangan untuk membuatnya
tetap tegak, namun ditepisnya uluran tangan itu.
“Gwenchanayo,
jangan khawatir. Gumawo, untuk pertolonganmu hari ini. Annyeong”,
kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Park Sung Chan dengan nada
datar.
“Kau terlihat sangat tidak baik Sung Chan-ah. Akan
kuantar kau pulang”, Baek Hyun mengulurkan tangannya kembali dan masih
ditepis oleh Park Sung Chan dengan lebih kasar.
“Aku
bilang aku baik-baik saja. Sejak kapan kau berubah menjadi seorang yang
sok perduli padaku? Jangan berpura-pura dengan hal yang sulit atau
bahkan tak pernah kau lakukan sebelumnya. Dengan begitu kau tampak
sangat konyol bagiku”, Park Sung Chan semakin ketus dan tak perduli.
Langkah kakinya melenggang menuju ujung trotoar. Mengedarkan pandangan
ke arah sepanjang jalan, berusaha mencari tempat mobil Kyuhyun, namun
tak menemukannya.
“Mungkinkah Kyuhyun meninggalkanku? Atau dia lelah mencariku?”, bisik hati Park Sung Chan setengah kecewa.
“Babo,
Sung Chan-ah. Kau sudah bertindak kekanakan lagi di hadapan nya”,
kembali hatinya berkecamuk menyalahkan diri sendiri atas tindakan tidak
dewasanya dengan marah dan meninggalkan Kyuhyun.
Baek Hyun
menatap punggung Park Sung Chan dengan wajah sendu. Dalam hatinya ingin
sekali dia berteriak pada Park Sung Chan tentang perasaannya yang belum
sempat disampaikannya. Perasaan sejak beberapa tahun lalu.
Terlintas
dalam fikiran Baek Hyun bahwa semuanya sudah terlambat kini. Terlambat
ketika dia, Park Sung Chan telah bersama namja lain yang merupakan
sunbaenya di SM Entertainment. “Aku tidak akan mungkin bisa
mengungkapkan apa yang sebenarnya padamu Sung Chan-ah. Kyuhyun sunbae
tentunya lebih pantas untukmu”, bisik Baek Hyun dalam hati. Dengan
gerakan cepat Baek Hyun meraih genggaman tangan Park Sung Chan tanpa
menghiraukan upaya Park Sung Chan untuk melepaskan diri. Baek Hyun masih
punya tugas yang harus diselesaikannya. Dituntunnya gadis yang kini
dalam genggamannya menuju mobil yang diparkirkan tak jauh dari tempat
mereka berhenti berlari tadi.
Baek Hyun membuka pintu
mobilnya dan memaksa Park Sung Chan masuk kedalam tanpa mengatakan
sepatah kata pun. Meskipun pada awalnya berusaha memberontak, tanpa
banyak bertanya akhirnya Park Sung Chan pun mengikuti apa yang diminta
Baek Hyun dalam diamnya. Beralih pada sisi pintu lainnya Baek Hyun masuk
ke dalam dan langsung mengendarai mobilnya, melesat cepat menuju suatu
tempat.
*****
“Seharusnya aku
menahannya pergi. Kacau sudah rencanaku hari ini. Aku bahkan lupa”,
sesal Kyuhyun sambil memukul kemudi mobilnya, seolah itu bisa
mengembalikan Park Sung Chan dan membuat kedaan menjadi lebih baik. Saat
fikirannya masih berkecamuk karena tak bisa menemukan kekasihnya,
kesadarannya kembali ketika ponselnya berdering. Dilihatnya sebuah nama
dalam layar ponselnya yang membuatnya mengangkat dengan cepat.
“Noona, waeyo?” ucapnya lemah.
“Chagi-ya,
gwenchana? Suaramu terdengar sangat kacau. Apakah kau masih di sana?”,
suara Park Chan Ri membuat Kyuhyun sedikit lega karena noonanya sudah
tidak marah lagi. Meskipun dia tahu noonanya tak akan pernah marah dalam
waktu yang lama.
“Nde, noona. Tapi aku belum bisa
menemukannya. Aku sangat khawatir karena dia tidak mengenal tempat ini.
Dia pasti tersesat di suatu tempat, dan aku masih tak dapat menemukannya
dimana pun”, kata-kata Kyuhyun sedikit tertahan di ujung bibirnya
dengan senyuman getir yang terbentuk di wajahnya.
“Gwenchanayo,
Park Sung Chan baik-baik saja. Orangku sudah menemukannya. Jangan
khawatir lagi oke? Temuilah dia nanti sore, tapi bersikap baiklah
padanya, arrachi?”, kata-kata lembut Park Chan Ri seolah telah
mengangkat bongkahan gunung dari dadanya yang membuatnya sesak. Sebuah
kelegaan terpancar dari rona wajah Kyuhyun.
“Jongmalyo noona-ah?”, tanyanya masih tak percaya.
“Yaaakhh,
dongsaeng-ya, apakah kau lupa kita ini adalah anak Tuan Cho Daihan yang
bisa melakukan apapun. Termasuk kau dan aku, apakah kau tidak percaya
pada noona bisa melakukannya huh?” ucap Park Chan Ri bangga pada dirinya
sendiri.
“Nde, aku lupa jika aku punya noona yang hebat”,
senyum Kyuhyun yang manis mengembang ketika memuji sang kakak yang dia
tahu jelas akan mungkin bisa menemukan orang dalam waktu singkat.
“Yasudah,
aku harus bersiap mengurus banyak hal hari ini bersama Donghae, Ra Ra
dan gadismu. Ingat, jangan ganggu kami. Percayalah padanya, dan jangan
nakal arra!!!?”, teriak Park Chan Ri kemudian membuat Kyuhyun terkekeh
geli.
“Arra...arasseo noonaku yang sangat cerewet dan
menyebalkan sekali!! Gumawoyo nde”, ucap Kyuhyun jail namun penuh
ketulusan kepada sang kakak.
“Nde, cheonma. Saranghae chagi-yaaaaa!!!”, balas Park Chan Ri menggoda
“Haiiisssshhhh,
yaaakhhh noona berapa kali aku bilang jangan panggil aku chagi lagi!!”,
teriak Kyuhyun kesal, namun belum sempat diselesaikan kalimat itu yang
terdengar di telinga Kyuhyun adalah nada telpon yang terputus.
Kyuhyun
menghela nafas panjang dan menyalakan mesin mobilnya, kemudian melesat
menuju tempat pertemuan dengan sang produser sebuah acara reality show
televisi.
*****
“Jadi, dimana kau
menemukannya Hyun-ah?”, tanya Park Chan Ri ketika menyambut dua orang
tamunya yang baru saja sampai di halaman rumahnya. Tampak dalam balutan
dress sederhana berwarna gading dengan renda-renda pada bagian kerah dan
ujungnya membuat Park Chan Ri bersinar dengan perut buncitnya yang
sudah mulai memasuki usia kandungan hampir 9 bulan.
“Seonsaengnim,
perutmu membuatmu terlihat sangat seksi”, celoteh Baek Hyun cuek ketika
menyapa tuan rumah yang kini berdiri di depan pintu bersama Ahn Ra Ra.
“Haiishh
bocah ini, suka sekali memuji tidak pernah berubah”, timpal Ahn Ra Ra
yang diikuti dengan anggukan kepala Park Chan Ri sambil tersenyum.
“Ounnie,
kalian saling mengenal?”, Park Sung Chan terlihat sangat kaget dengan
kenyataan yang tak pernah diketahui sebelumnya tentang Park Chan Ri dan
Ahn Ra Ra yang mengenal Baek Hyun, terlebih panggilan seonsaengnim yang
dipergunakan Baek Hyun membuat Park Sung Chan benar-benar tak percaya.
“Masuklah
dulu semuanya, aku sudah membuatkan chocolate cheese cake kesukaanmu
Sung Chan-ah”, ucap Ahn Ra Ra kemudian mengajak semuanya masuk.
“Ah.. Hyun-ah, kau sudah datang?”, teriak Donghae yang langsung menyambut Baek Hyun hangat.
“Jadi, adakah yang bisa menjelaskan padaku mengapa semua bisa saling mengenal?”, desak Park Sung Chan sangat penasaran.
“Sung
Chan-ah, apakah kau tidak tahu Baek Hyun adalah artis di SM
Entertainment juga?”, pertanyaan Park Chan Ri membuat Park Sung Chan
menatap Baek Hyun lekat dengan tatapan tak percaya.
“Kau
ini kan seorang reporter dan bekerja di bisnis tabloid, aneh sekali jika
kau tak pernah tahu tentang debute boyband baru EXO?”, Park Chan Ri
berusaha melanjutkan perkataannya.
“Ounnie, aku memang
bekerja di tabloid milik ayah, tapi aku bukan reporter berita hiburan.
Waktu itu berita tentang Ra Ra ounnie dan Donghae oppa hanya rekayasa
atas permintaan Donna ajjuma. Lagi pula selain Super Junior aku tak
pernah mengenal dunia hiburan seperti Si Ho oppa yang memang dari lahir
sudah berbakat”. Baek Hyun menatap takjub dan tersenyum geli mendengar
pengakuan polos Park Sung Chan.
“Nde, arra. Kau memang
sangat polos. Baek Hyun adalah muridku ketika di Jepang dulu. Sejak awal
SMU Baek Hyun sudah masuk trainee di SM, dan setelah lulus dia harus
mengambil kelas musik khusus di Jepang atas permintaan SM. Pihak SM yang
tidak tahu jika aku adalah kakak Cho Kyuhyun, mempercayakan anak-anak
didikannya padaku. Aku yang waktu itu masih harus sembunyi-sembunyi
mengembangkan karirku dari appa. Semua member EXO adalah murid
pertamaku”, Park Chan Ri mencoba menjelaskan.
“Lalu maksud
ounnie tadi, menanyakan pada Baek Hyun menemukanku dimana apa
maksudnya?”, Park Sung Chan terlihat sangat lucu dengan
pertanyaan-pertanyaan polosnya. Ketika bibirnya yang mungil gemas
menanyakan semua pertanyaan yang membuatnya penasaran tanpa sadar Baek
Hyun memperhatikan dengan seksama. Ahn Ra Ra yang sudah membawa nampan
berisi beberapa slice cake dan minuman dingin ikut gemas dengan cara
Park Sung Chan bertanya.
“Ini makan dulu kesukaanmu”, ucap
Ra Ra gemas sambil menyumpalkan sepotong besar cheese cake ke dalam
mulut Park Sung Chan yang sedang berkomat-kamit dan membuat
kata-katanya berubah menjadi gumaman tidak jelas saat mengunyah.
“Ouunniemmm,
aku kan sedangmmm, bertanyaaamm”, gumam Park Sung Chan tak jelas dan
kini mulutnya sedikit belepotan cream dari cake yang meskipun dengan
perasaan enggan akhirnya dikunyahnya juga.
Melihat adegan
terakhir Baek Hyun tersenyum simpul karena geli. Senyuman Baek Hyun
justru membuat Park Sung Chan semakin sebal dan melotot padanya.
“Waeyo?
Mulutmu belepotan sekali”, timpal Baek Hyun masih terkekeh sambil
mengulurkan tangannya mengusap mulut Park Sung Chan yang belepotan
cream.
Semua mata memandang adegan itu dengan nafas tertahan. Ada sedikit jeda waktu sebelum Park Chan Ri melanjutkan penjelasannya.
“Hmm...kalian sangat lucu.. mengingatkan aku pada pasangan yang tak pernah berhenti bertengkar setiap waktu”.
“Siapa bilang kami bertengkar!!”, teriakan Donghae dan Ra Ra yang hampir bersamaan membuat Park Chan Ri terlonjak kaget.
“Yaakhh,
kalian ingin membunuh bayiku huh?!! Hasissh, memangnya aku bilang itu
kalian. Benar-benar sangat kompak, bahkan kompak menyangkal”, gumam Park
Chan Ri kesal.
“Ounnie, kau belum selesai menjelaskan
padaku. Dan dari mana ounnie tahu aku tersesat?”, Park Sung Chan
terlihat semakin tidak sabar mendesak meminta penjelasan lengkap.
“Kyunie
yang memberitahuku. Aku sengaja menyuruh Baek Hyun ikut mencarimu.
Meskipun aku juga meminta bantuan Hammer ajjushi. Kebetulan rumah
keluarga Baek Hyun ada di sekitar tempat kau meninggalkan Kyuhyun. Dan
kebetulan juga, Baek Hyun hari ini memang ada janji denganku untuk
membahas materi musik album repacage EXO, dimana di dalamnya ada
beberapa lagu baru dan dia menyanyikan salah satu lagu solo ciptaanku”,
Park Chan Ri menjelaskan panjang lebar tentang semuanya.
“Hooooaaa,
noona kau hebat sekali. Semua penyanyi sepertinya sekarang harus
memperhitungkanmu sebagai komposer handal”, Donghae memuji Park Chan Ri
berlebihan.
“Aiigooo, Donghaeku manis sekali. Andai saja
aku belum mengandung anak Jung Soo-sshi, mungkin aku akan
mempertimbangkanmu sebagai alternatif namja”.
“Noona, aku
mau jika nanti Jung Soo hyung tidak mau bertanggung jawab padamu,
biarkan aku saja yang menanggungmu, bagaimana? Meskipun sedang hamil kau
justru terlihat sangat seksi”.
“Ommo..apakah keberadaanku
kini diabaikan? Menguji kesabaranku rupanya Tuan Ikan huh? Baiklah
ounnie jangan salahkan aku jika nanti menerima undangan pernikahanku
dengan Jung Soo oppa, hahahahahaha, uhuk...uhuk..”, Ahn Ra Ra menimpali
percakapan bercanda Donghae dan Park Chan Ri dengan terlalu bersemangat
sampai-sampai tersedak cake yang sedang dikunyahnya.
“Aigoo...aigooo,
lihatlah badanmu yang hampir seperti samsak, masih saja menjejalkan
cake buatan sendiri. Donghae-ya, apakah kau tidak salah pilih?”, Park
Chan Ri melampiaskan kekesalannya menggoda Ra Ra lagi.
Suasana
pun berubah menjadi akrab dan semakin membaik. Park Sung Chan yang
mengerti dengan semua kejadian pun akhirnya berhenti menanyakan banyak
pertanyaan lagi. Namun, masih terjadi kecanggungan antara Park Sung Chan
dengan Baek Hyun. Masing-masing tenggelam dalam fikirannya dan terdiam,
sementara ketiga orang lainnya sedang asik bercanda tentang ide
bertukar pasangan antara Ahn Ra Ra dengan Jung Soo dan Park Chan Ri
dengan Donghae.
“Kyuhyun oppa, memberitahu ounnie?”, bisik Sung Chan pada dirinya.
“Waeyo Sung Chan-ah?”, tegur Chan Ri yang sekilas mendengar bisikan Sung Chan.
“Ah aniya ounni”, sambil tersenyum lebar menutupi kebohongannya Sung Chan menjawab Park han Ri dengan menggelengkan kepalanya.
“Jadi
agenda hari ini adalah, Sung Chan-ah, kau pergilah bersamaku, Ra Ra dan
Donghae. Kita akan mengurus sesuatu. Dan Baek Hyun, kau berlatihlah
dulu di studio bersama Hyona asistenku. Aku tidak akan lama”, Park Chan
Ri berusaha memberikan instruksi pada semuanya.
“Memangnya
kita mau kemana ounnie? Apakah hanya akan membeli perlengkapan untuk
bayimu saja harus mengerahkan orang sebanyak ini?” Park Sung Chan heran
dengan ide berbelanja bersama hari ini yang akan mereka lakukan.
“Hmm...tentu saja Donghae dan Ra Ra harus ikut, nanti kau juga akan tahu. Kajja”, Park Chan Ri mengajak semuanya bergegas.
“Chakaman,
seonsaengnim bolehkah aku ikut?”, kata-kata Baek Hyun membuat semua
yang ada di ruangan itu terdiam sesaat. Park Chan Ri dan Ahn Ra Ra
saling menatap satu sama lainnya. Terlihat Donghae menganggukkan
kepalanya untuk setuju.
“Ah, baiklah. Anak ini ditinggal
sebentar saja tidak mau. Jangan rewel ya? Kau ini kalau merayu saja
memanggil seonsaengnim, dulu untuk memanggil sunbae saja kau tidak mau.
Dasar Hyun-ah kau sangat mirip dengan Kyunie. Sung Chan-ah kalian berdua
semobil saja. Aku butuh ruang yang luas nanti untuk beberapa barang,
kebetulan Baek Hyun ikut jadi ada gunanya juga”, Park Chan Ri mencoba
sedikit bercanda namun kalimatnya justru membuat gelombang perasaan aneh
muncul dalam hati Park Sung Chan, terutama ketika Park Chan Ri menyebut
nama Kyuhyun.
*****
Keduanya masih saling
terdiam saat berada di dalam mobil yang melaju. Terasa suasana yang
masih canggung di antara Park Sung Chan dan Baek Hyun. Keduanya
terhanyut dengan fikiran masing-masing. Pandangan Park Sung Chan tertuju
pada bayangan pepohonan dan bangunan-bangunan yang terlewati di
sampingnya.
“Jadi, mengapa kau tidak datang waktu itu?”,
pertanyaan yang keluar dari mulut Park Sung Chan memecah keheningan
diantara mereka kemudian.
“Mianhe Sung Chan-ah, karena aku
tidak bisa muncul di hadapanmu”, jawaban Baek Hyun membuat Park Sung
Chan berpaling dari menatap Baek Hyun dengan pandangan yang dalam. Di
mata Park Sung Chan seolah terlukis tanda tanya besar atas jawaban Baek
Hyun yang baru saja terlontar.
“Kau datang? Tapi kenapa
kau tidak menemuiku? Kau sudah janji Baek Hyun, meskipun kau menolakku
saat itu pun aku tidak akan sekecewa ini. Terasa sangat menyakitkan
ketika seseorang yang kita harapkan mengingakri janjinya. Selama ini kau
bahkan tak pernah menganggapku ada”, terlihat jelas emosi yang tertahan
di setiap kata-kata yang diucapkan Park Sung Chan.
“Sung
Chan-ah, jongmal mianhe, hanya itu yang bisa ku ucapkan padamu. Sebaik
apa pun aku menebus kesalahanku di masa lalu, keadaan tak akan berubah.
Aku selalu memperhatikanmu. Bahkan ketika kau merasa tak ada seorang pun
yang peduli padamu. Aku hanya tidak menunjukkan padamu secara langsung.
Semua kulakukan karena aku takut. Aku takut aku tak akan bisa membuatmu
bahagia. Selain itu aku takut kau terluka. Saat itu aku sudah terdaftar
menjadi murid trainee di SM Entertainment jadi aku tak bisa melanggar
kontrakku”, penjelasan Baek Hyun membuat Park Sung Chan tertegun.
“Hari
itu aku menunggumu di belakang gedung olah raga sekolah selama 3 jam
lamanya. Kau yang biasanya tak pernah mau bicara padaku dengan kalimat
panjang lebar tiba-tiba menyetujui ajakanku. Aku terlalu bersemangat,
aku tak pernah memikirkan kemungkinan lain”, kata-kata penyesalan Park
Sung Chan terdengar lembut.
“Aku tahu, aku melihatmu
beberapa waktu sebelum kau akhirnya meninggalkan tempat itu. Tapi aku
benar-benar tak sanggup untuk bertemu denganmu. Aku bahkan tahu apa yang
ingin kau katakan saat itu. Kupikir sebelum semuanya menjadi lebih
rumit maka aku tak ingin melukaimu”, Baek Hyun tiba-tiba menghentikan
mobilnya di pinggir jalan.
“Baek Hyun-ah, apa maksudmu?”
“Aku
menyukaimu sejak lama, tapi aku terlalu pengecut untuk mengakui
perasaanku. Sekarang semua sudah tidak ada artinya bukan? Hatimu sudah
terisi oleh cinta untuk Kyuhyun sunbae. Dan aku tidak tahu harus
bagaimana. Karena perasaanku padamu tidak pernah hilang sejak saat itu”,
ucapan Baek Hyun kali ini bagaikan petir yang menyambar hati Park Sung
Chan. Perasaan yang sudah lama dilupakannya seolah kembali lagi.
Jantungnya berdetak semakin cepat seperti saat dia berada dekat dengan
Kyuhyun.
Kyuhyun, seorang namja yang menyembuhkan luka
yang ditinggalkan Baek Hyun. Namun, namja yang telah melukainya kini
berada di sampingnya dan mengakui semua perasaannya. Perasaan yang
pernah difikirnya bukanlah untuknya. Hati Park Sung Chan tergetar karena
kebimbangan yang kini melandanya.
“Baek Hyun-ah, dari mana kau tahu aku dan Kyuhyun oppa bersama?”
“Aku
tahu, aku tahu semua tentang yang terjadi padamu selama ini. Bukan
hanya dari Chan Ri sunbae tapi aku selalu berusaha mencari tahu semua
hal berita tentangmu. Sedetail apa pun aku berusaha mencari tahu
kabarmu. Sampai saatnya tiba dan aku harus dipertemukan kembali denganmu
dalam sebuah kebetulan yang kuanggap sebagai takdir. Tapi, kusadari
takdir ini tidak berpihak padaku. Sung Chan-ah, aku menyesal saat itu
tidak berani menemuimu. Tapi, aku lega akhirnya aku bisa mengungkapkan
perasaanku padamu. Aku tahu sudah terlambat saat ini, tapi aku harap kau
tidak akan salah paham dan kecewa lagi padaku. Aku hanya ingin kau
memaafkanku untuk kesalahan bodohku di masa lalu”, semua penjelasan dan
kata-kata permintaan maaf Baek Hyun menyentuh hati Park Sung Chan.
Sejumlah
butiran bening mulai jatuh dan mengalir dari kelopak mata Park Sung
Chan. Kini dia mengerti mungkin mereka memang tidak ditakdirkan bertemu
saat itu, karena hari ini jauh terasa lebih indah dan penuh ketulusan.
Meskipun keadaannya sudah berbeda.
“Apakah kau mencintai
Kyuhyun sunbae?”, pertanyaan Baek Hyun membuat hati Park Sung Chan
bergetar. Disaat kebimbangannya kembali mengapa pertanyaan itu harus
muncul. Ketika kesalah pahaman dengan Baek Hyun sudah berakhir kenapa
saat ini perasaannya kepada Kyuhyun justru semakin tak bisa
diingkarinya.
“Nde, aku sangat mencintainya”, dengan
sedikit ragu Park Sung Chan akhirnya memutuskan untuk menjawab dengan
jawaban yang sejujurnya.
“Hmm.. aku bisa melihatnya. Aku
tahu aku sudah sangat terlambat untuk mendapatkan hatimu, tapi bisakah
kita berteman?”, permintaan tulus Baek Hyun diiyakan dengan anggukan
pelan sambil menghapus air mata yang sudah terlanjur luruh membasahi
pipinya.
“Bukankah kita memang sudah berteman dari dulu?”,
Park Sung Chan berusaha mencairkan suasana yang sekarang terasa hangat
diantara keduanya.
“Nde, kau benar kita toh sudah berteman
dari dulu, tapi kali ini aku sungguh-sungguh. Dan aku bukan teman
seperti dulu yang tidak pernah mengacuhkanmu. Sekali lagi aku minta maaf
atas sikapku.”, semuanya sudah jelas saat ini. Dan keduanya terlihat
sangat lega setelah meluruskan kesalahpahaman yang pernah terjadi di
masa lalu.
*****
Lou Yi Xiao
terlihat menunggu dengar gusar di salah satu sudut ruangan restoran
sebuah hotel mewah di kota Seoul. Beberapa kali dia melirik jam tangan
berwarna putih elegan yang terpasang manis di pergelangan tangannya.
Seakan tidak sabar dengan kedatangan seseorang yang memang sudah sejak
tadi ditunggunya.
“Mianhe, aku terlambat dan juga
membuatmu menunggu Yi Xiao”, sapa seorang namja tiba-tiba dari belakang
yang ternyata adalah Cho Kyuhyun.
Terlihat rona cerah di
wajah Yi Xiao saat melihat Kyuhyun. Seolah sebuah kerinduan yang telah
lama terobati hanya dalam hitungan detik, ketika dia telah melihat sosok
Kyuhyun.
“Kyuhyun-sshi gwenchana?”, wajah Yi Xiao kembali tampak kahwatir saat melihat raut muka Kyuhyun yang tampak pucat.
“Nde, aku baik-baik saja. Apa kabar Yi Xiao, lama kita tidak bertemu sejak acara perpisahan waktu itu.” Jawab Kyuhyun sopan.
“Apakah kau tidak merindukanku?”, pertanyaan Yi Xiao membuat Kyuhyun hampir saja tersedak air yang sedang diteguknya.
“Oh
hmm..itu, iya aku beberapa kali mendengar berita tentangmu di media.
Kupikir kau sangat sibuk dan sukses sekarang”, Kyuhyun terlihat sedikit
canggung dan berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.
“Nde,
kau selalu bertingkah seperti itu. Apakah kau sekarang sedang merasa
canggung padaku Kyuhyun-sshi?”, Yi Xiao berusaha menggoda Kyuhyun dengan
ekpresi manisnya.
“Ah, bukan, bukan seperti itu. Oh ya,
saat dalam perjalanan tadi produser meneloponku dia mengatakan hari ini
tidak bisa datang karena ada permalsahan yang muncul mendadak di lokasi
syuting drama yang sedang dikerjakannya”, masih berusaha menyembunyikan
kecanggungannya Kyuhyun menjelaskan keadaan sebenarnya.
“Aku
tidak apa-apa, meskipun aku sudah menunggu cukup lama, tapi apa boleh
buat. Yang terpenting aku masih bisa bertemu denganmu Kyuhyun-sshi.”,
ucap Yi Xiao meyakinkan Kyuhyun dia tidak kecewa tanpa kehadiran sang
produser.
“Ehm..jadi apakah untuk rekaman drama besok kau
akan berpasangan dengan Park Shi Ho-sshi?”, pertanyaan Kyuhyun membuat
Yi Xiao sedikit tergelitik untuk balik bertanya.
“Lalu, apakah itu membuatmu tidak nyaman?”
“Ah tidak, hanya saja kau terlalu beruntung bisa bekerja sama dengannya”, jawab Kyuhyun singkat.
“Kau mengenalnya? Apakah dia orang yang baik?”
“Tentu
saja, dia adalah calon kakak ....”, kata-kata Kyuhyun terhenti sesaat,
ketika dia sadar hampir saja mengungkapkan rahasia yang masih
disimpannya dari publik.
“Ah, bukan-bukan, maksudku dia teman baik kakakku”, lanjut Kyuhyun kemudian.
“Benarkah? Apakah benar Aozora adalah kakakmu? Aku mendengar rumor itu sudah berkembang dari tahun lalu?”
“Benar,
dia adalah kakak perempuanku? Apakah ada yang salah dengan rumor
tentang kakakku?”, Kyuhyun merasa sangat penasaran dengan ekpresi
berbicara Yi Xiao tentang rumor yang berkaitan dengan sang kakak.
“Ah
ada rumoh aneh, mereka bilang dari sebuah sumber jika kakakmu sedang
hamil dan laki-laki yang menjadi ayah dari janinnya adalah Park Shi
Ho-sshi”, ucap Yi Xiao sengaja dengan nada cukup keras, sehingga membuat
beberapa pasang mata pengunjung restoran di samping meja mereka mulai
memperhatikan dan berbisik-bisik.
“Yi Xiao-sshi, tolong
pelankan suaramu. Berita itu tidak benar. Dari mana kau mendengarnya?”,
tanya Kyuhyun dengan emosi yang mulai terusik.
“Dari salah
satu reporter Korea kenalanku. Dia pernah menghadiri konser debute
Aozora tahun lalu. Saat itu Park Shi Ho juga datang, dan setelah itu
mereka juga terlihat bersama di rumah sakit, entah apa yang mereka
lakukan. Dan juga terlihat berbicara di sebuah acara pesta di balroom
sebuah hotel. Sepertinya itu sebuah acara pertunangan, namun kenalanku
tidak menyebutkan itu pertunangan artis atau siapa karena pestanya
sangat tertutup dan dia tidak diijinkan bahkan untuk mengintip dia tidak
sanggup, karena pesta itu dijaga dengan penjagaan yang sangat ketat.
Jika itu tidak benar, bisakah kau ceritakan kebenarannya Kyuhyun-sshi.
Kau tahu, reputasi Park Shi Ho akan mempengaruhi reputasiku juga”, kali
ini kata-kata Yi Xiao mulai membuat Kyuhyun kesal
“Sepertinya aku tidak perlu untuk menjelaskan kepadamu apa yang sebenarnya”
“Kyuhyun-sshi, tidakkah kau merasa nantinya ini bisa membuat kita saling salah paham?”
“Yi
Xiao, mungkin sebenarnya kaulah yang salah paham. Jika hal yang akan
kau bicarakan hanyalah tentang kehidupan pribadi kakakku dan rumor yang
mengada-ada lebih baik aku pulang”, ucap Kyuhyun kesal sambil berdiri
dari tempatnya semula duduk. Tanpa sengaja tubuh Kyuhyun mengenai
pinggiran meja dan membuat meja sedikit bergoyang. Sebuah gelas berisi
anggur berwarna merah pekat pun jatuh dan sebagian isinya tumpah
mengenai taplak meja juga baju Yi Xiao yang berwarna dasar putih gading.
“Kyuhyun-sshi
kau ini kenapa? Kau membuat bajuku basah dan ternoda. Aiissh, ini pasti
susah dibersihkan!! Apakah ini sopan santunmu saat menjamu tamu?” Yi
Xiao berang dengan kejadian yang sebenarnya tidak disengaja.
Kyuhyun
berusaha mencoba membantu membersihkan baju Yi Xiao menggunakan serbet
makan. Dicondongkannya badanya sedikit lebih dekat dengan Yi Xiao
meskipun sebenarnya dia sangat enggan.
“Aah mianhe,
jongmal mianhe”, ucap Kyuhyun yang sedikit merasa bersalah. Diraihnya
serbet makan di hadapannya dan mencoba membantu Yi Xiao menyeka bajunya
yang basah.
Tak jauh dari tempat Kyuhyun berada, Park Sung
Chan yang baru saja tiba di ruangan yang sama tempat Kyuhyun berada,
berdiri mematung melihat Kyuhyun dan seorang yoeja. Di depan mata Park
Sung Chan terlihat adegan yang sangat tidak pernah dia bayangkan.
Kyuhyun terlihat membungkuk di depan yoeja itu dan terlihat seperti
seolah mereka sedang berciuman. Baek Hyun berdiri di sampingnya dengan
pandangan heran ke arah yang sama dengan arah pandangan Pak Sung Chan.
Melihat
suasana yang tidak meyenangkan, Baek Hyun menggunakan tubuhnya untuk
menutupi pandangan mata Park Sung Chan sesaat. Kemudian diraihnya tangan
Park Sung Chan, membawanya pergi kembali ke arah pintu masuk. Park Sung
Chan masih terdiam namun butiran bening mulai meluncur dari mata dan
membasahi pipinya yang halus. Kepalanya terus tertunduk dalam diam yang
menyesakkan hatinya.
“Oppa begitu tegakah dirimu? Tak
kusangka sikap dinginmu selama ini karena ini. Karena kau mencintai
yoeja lain? Apakah aku begitu bodoh yang percaya bahwa kau akan
benar-benar mencintaiku”, pertanyaan-pertanyaan aneh mulai berkecamuk
dalam kepala Park Sung Chan.
Park Chan Ri, Ahn Ra Ra dan
Donghae yang berpapasan hendak menuju tempat yang sama terlihat heran
dengan tingkah keduanya dan terkesan buru-buru segera keluar dari
bangunan hotel itu.
“Chakkaman, Baek Hyun mau kau bawa
kemana Sung Chan hah?” teriak Chan Ri untuk menghentikan keduanya. Namun
mereka hanya dilewati begitu saja. Park Chan Ri terhenti sesaat, dia
menyadari hanya ada satu hal yang membuat Park Sung Chan menangis dan
tidak mendengarkannya.
“Ounnie, mungkinkah..?”, pertanyaan
yang tak terselesaikan dari Ahn Ra Ra membuat Park Chan Ri bergegas
menuju ke restoran yang terletak di dalam hotel. Tersadar bahwa mereka
sedang berada di Daihan Royal Hotel milik keluarga Cho dan bagian dari
Daihan Group yang tak lain adalah milik ayah Park Chan Ri a.k.a Cho Eun
Hye dan Cho Kyuhyun. Bertemu dengan Cho Kyuhyun adalah kemungkinan
terdekat alasan mengapa Park Sung Chan bersedih.
Beberapa
orang pegawai hotel yang melihat Park Chan Ri membungkukkan badannya
memberi hormat. Park Chan Ri berusaha menanyakan pada seorang pegawai di
lobi yang memberikan informasi Kyuhyun memang ada di dalam hotel dan
sedang makan siang dengan sang artis dari China Yi Xiao di restoran
hotel.
“Kyuhyun-chagiya, kemarilah sebentar”, bisik Chan Ri pada Kyuhyun ketika melihat sang adik di sudut restoran itu.
“Noona, apa yang kau lakukan di sini”, pekik Kyuhyun sedikit terkejut melihat sang kakak yang tiba-tiba muncul.
“Bukankah anda adalah Aozora, komposer terkenal dan kakak dari Cho Kyuhyun? Dan anda benar-benar sedang mengandung ternyata?”
Seruan
Yi Xiao membuat beberapa pengunjung restoran melihat ke arah mereka dan
mulai berbisik-bisik lagi. Park Chan Ri tersenyum ramah pada Yi Xiao
dan menarik lengan Kyuhyun menjauh dari meja makan.
“Apa yang kau lakukan di sini bersama artis itu?”, bisik Chan Ri pada sang adik yang masih bingung melihat kedatangan kakaknya.
“Aku
kan sudah bilang ada jadwal bertemu produser, tapi produser tidak
datang. Waeyo?”, Kyuhyun mengedarkan pandangannya ke sekitar namun yang
dilihatnya hanya Donghae dan Ahn Ra Ra. Sosok yang diarinya tidak tampak
sama sekali.
“Kemana dia? Apakah tidak jadi kejutannya?” tanya Kyuhyun heran.
“Aissshhh
anak ini benar-benar bodoh. Sudah cepat sana pergilah, jangan bahas
kejutannya lagi kau saja yang menyelesaikannya. Karena kau sudah
mengacaukan semuanya. Dia mungkin masih ada di luar bersama Baek Hyun.
Dia pasti melihatmu bersamanya. Kau ini benar-benar,...Cho Kyuhyun. Aku
sudah bilang kami pasti ke sini mengecek tempat sekaligus makan siang.
Seharusnya kau tidak ke sini hari ini kan?” Park Chan Ri yang terlihat
berang masih berusaha menjaga suaranya di depat Kyuhyun, dan dia tentu
saja tidak ingin membuat suasana restoran menjadi kacau.
“Jadi
tadi dia ...” bagaikan sebongkah besar batu menghantam kepalanya kini.
Tanpa dikomando kakinya melangkah pergi menjauhi ruangan itu menuju ke
luar hotel. Meninggalkan semua orang di sana termasuk Yi Xiao yang kini
hanya bisa memandang punggung Kyuhyun menjauh.
“Nona Yi
Xiao, saya atas nama adik saya meminta maaf atas ketidak nyamanan ini,
ada masalah mendadak yang muncul sehingga pembicaraan kalian terganggu.
Silahkan menginap di hotel kami dan menikmati semua layanan dengan
cuma-cuma.” Ucap Chan Ri dengan sopan. Sedetik kemudian munculah salah
satu manajer hotel dan menerima instruksi dari Park Chan Ri.
“Tunggu, nona Aozora, bolehkan aku bertanya sesuatu?” desis Yi Xiao saat Park Chan Ri yang baru saja akan meninggalkannya.
“Nde, silahkan saja.”
“Apakah
anda sedang mengadung? Sepertinya penampilan nona sedikit berbeda. Dan
apakah itu adalah anak Park Shi Ho?” Yi Xiao tanpa malu-malu bertanya
tentang hal-hal yang sangat membuatnya penasaran sebelumnya. Ketika
pertanyaannya tak dijawab dengan memuaskan, menurutnya inilah saat yang
tepat dia bisa menanyakan langsung pada sumber utama berita.
“Ah...
nona Yi Xiao, ada sudah bisa melihat bukan, perut saya sudah sangat
terlihat. Saya tidak menyangka nona secantik dan secerdas ada lebih suka
mengkonsumsi gosip-gosip murahan dari wartawan yang tidak jelas. Tentu
saja Park Shi Ho-sshi tidak mungkin menjadi ayah dari bayi ini. Karena
dia sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarga besar kami.” Dengan
sangat tenang dan berwibawa Park Chan Ri menjawab pertanyaan Yi Xiao.
“Maksudmu?” Yi Xiao masih sangat penasaran.
“Park
Shi Ho-sshi akan menjadi kakak ipar Kyunie kami. Itu artinya tidak
mungkin aku bertindak bodoh dan membuat skandal denganya bukan. Dan nona
Yi Xiao, ayah dari anak dalam kandungan saya adalah urusan saya. Tapi
anda tak perlu khawatir, siapa pun dia, dia bukan orang sembarangan.”
Jelas Park Chan Ri meneruskan.
“Apa kau bilang? Itu artinya Kyuhyun akan menikah dengan adik Park Shi Ho?” Yi Xiao terlihat sangat kesal.
“Nde, guere. Apakah itu menjadi masalah bagi anda?”
“Bukankah Kyuhyun tidak memiliki kekasih?”
“Nona
Yi Xiao, jika anda seorang selebriti seharusnya anda mengerti hal-hal
seperti ini tidak pantas di bicarakan dan dibuka di muka publik bukan?”
“Lalu ayah dari anakmu, apakah dia juga dari kalangan selebriti Korea atau pengusaha terkenal?”
“Nona
Yi Xiao...pertanyaan anda sungguh tidak sopan.” Park Chan Ri mulai
kehilangan kesabaran, namun tetap berusaha meladeni pertanyaan lawan
biaranya dengan tenang.
“Tapi anda tidak perlu khawatir,
karena itu bukan hal yang harus menjadi pemikiran anda apalagi tanggung
jawab anda. Jadi, selamat siang. Saya harus segera kembali.” Park Chan
Ri dengan cepat mengapit lengan Ahn Ra Ra dan mengajak serta Donghae
meninggalkan ruangan itu.
“Noona, kau sangat keren”, bisik
Donghae dan diikuti dengan acungan dua ibu jarinya. Atas aksinya
Donghae mendapat hadian jitakan di kepalanya oleh tak lain tak bukan
sang kekasih Ahn Ra Ra dengan alasan Donghae terlalu berlebihan dan
terlalu manis (?).
*****
Baek Hyun
masih menarik pergelangan tangan Park Sung Chan sampai di samping pintu
mobilnya ketika sebuah tangan yang kuat merenggut pergelangan tangan
kecil itu darinya.
“Gumawo Baek Hyun-ah, tapi dia milikku
sekarang. Aku akan mengurus masalah kami sendiri,” suara seorang namja
mengejutkan Baek Hyun yang kemudian hanya bisa berdiri mematung
menyaksikan adegan itu dengan menyisakan perasaan aneh dalam hatinya.
“Sunbae, apakah kau sengaja menyakitinya?” suara lantang Baek Hyun menghentikan langkah Kyuhyun sesaat dan membuatnya berbalik.
“Hyun-ah,
aku tidak mungkin sengaja menyakiti seorang wanita yang sangat aku
cintai. Dan kau tahu itu dengan pasti” Kyuhyun mengatakan setiap kata
dengan tegas dengan pandangan yang dalam ke arah Baek Hyun.
“Lepaskan
tangaku”, geram Park Sung Chan ketika menyadari siapa yang merebutnya
dari Baek Hyun. Matanya yang basah dan masih terlihat sisa air mata tak
membuat Kyuhyun bergeming.
“Aku tak akan pernah melepaskan
tanganku lagi darimu. Dan kau, tidak akan pernah lagi bisa direbut
dariku, kau hanya milikku” suara Kyuhyun yang dalam dan terdengar
sungguh-sunggu membuat Park Sung Chan terdiam dan menurut saja ketika
Kyuhyun menyuruhnya masuk ke dalam mobilnya.
Kyuhyun
membawa Park Sung Chan ke sebuah tempat. Sebuah padang rumput luas
dengan pemandangan yang sangat indah dan sebuah pohon Sakura besar
berada di tengahnya dengan dikelilingi bunga-bunga yang terlindah sangat
hidup.
“Kyuhyun-sshi...”, bisik Park Sung Chan perlahan.
“Bisakah sekali saja di depanku kau panggil aku oppa?”, pinta Kyuhyun lembut.
Park Sung Chan terdiam dan tampak sedikir berfikir dengan ragu sebelum akhirnya mulutnya terbuka.
“Oppa, apa yang akan kau lakukan di sini?”
“Kemarilah”,
Kyuhyun mengajak Park Sung Chan menuju bawah pohon Sakuran dan duduk di
sana. Kyuhyun menunjukkan sesuatu yang terukir sangat jelas di batang
pohon itu. Ukiran yang bertuliskan“Noonaku musisi hebat. Fighting!!” dan
sebuah ukiran tulisan lain “Uri Kyuhyun penyanyi tampan”(?).
“Ini...mungkinkah ini tempat yang sering diceritakan Donna ajjuma?”
“Nde,
benar. Ini adalah tempat penuh kenangan antara aku dan noona. Disinilah
semua mimpi-mimpiku berawal dan segala perjuangan kami hingga sekarang.
Kau kan tahu noonalah orang yang paling berpengaruh dalam hidupku
selain orang tuaku tentu saja. Sejak oemma kehilangan kesadarannya
noonalah yang selalu menjagaku dan menjadi sosok ibu untukku. Dia banyak
berkorban demi impianku, dan kau tahu apa yang menjadi pilihannya
selalu tepat bagiku dan juga membuatku nyaman.”
“Oppa apa maksudmu?”
“Kaulah yang kumaksud”
“Aku? Kenapa? Apa hubungannya dengan ounnie?”
“Karena
ounnie aku bisa bertemu denganmu dan bisa bersamamu. Aku bukanlah orang
yang terlalu percaya takdir sebelumnya, tapi sejak noona kembali dari
pengasingan yang dilakukan appa dan pemberontakannya membuat jalan kita
terbuka.”
“Bukankah oppa mencintai Ra Ra ounnie sebelumnya?”
“Iya,
kuakui itu benar, tapi itu sudah berlalu. Toh Ra Ra noona juga bukan
cinta pertamaku, dan dia sudah bahagia bersama Donghae hyung?”
“Benarkah oppa? Tapi kau tadi mencium..... gadis yang bersamamu di hotel”
“Mwo??
Sung Chan-ah, jadi itukah yang tadi kau lihat dan membuatmu lari
bersama Baek Hyun? Aku sangat heran kenapa kau bisa bersama Baek Hyun
dan bertemu dengannya hari ini?”
“Itu karena...?” jawaban tak terselesaikan dari mulut Park Sung Chan justru membuat Kyuhyun tersenyum.
“Na arrayo. Dia adalah cinta pertamamu bukan? Mungkin noona yang menyuruhnya datang”
“Oppa....dari mana oppa tahu?”
“Aku dan Baek Hyun cukup dekat. Baek Hyun pernah bererita tentangmu, tapi saat itu aku tidak tahu dan belum mengenalmu”
“Oppa
kau jahat sekali, kau tahu aku tadi datang ke hotel tapi kau malah
mencium yoeja itu dan kau tahu Baek Hyun menyukaiku kenapa kau mau
berpacaran denganku?”
Tanpa disadari bibir manis Kyuhyun
sudah melekat di bibir Park Sung Chan yang baru saja menutup setelah
selesai berbicara. Park Sung Chan terdiam dan tanpa perlawanan menerima
ciuman mendadak itu dengan mata melebar dan hati berdebar.
“Jangan pernah menangis untukku lagi, arra? Apakah kau melihatku mencium yoeja seperti itu tadi?”
“Euhmm...aku
melihat kalian saling membungkuk dan begitu dekat di bagian kepala,
terlihat seperti berciuman” sahut Sung Chan sambil menyeka sisa air
matanya.
“Terlihat seperti berciuman, bukan berarti benar-benar berciuman kan?”
“Euhmm..itu eh”
“Gadis manja, tidak berubah selalu berfikir dengan hati” Kyuhyun mengusap pipi Park Sung Chan lembut.
“Lalu apa yang sebenarnya tadi? Oppaaaa semua pertanyaanku belum kau jawaab!!”, omel Park Sung Chan semakin tidak sabar.
“Aku
tidak menciumnya, dan tidak akan pernah mencium yoeja lain setelah aku
gunakan bibir ini hanya untuk menciummu. Dan soal Baek Hyun, itu bukan
kesalahanku, seperti sekarang, aku sedang menggunakan kesempatanku untuk
mendapatkanmu. Jika Baek Hyun tidak bisa, itu takdirnya. Tapi aku harus
bisa karena aku ingin kau menjadi takdirku.”
Kalimat
panjang Kyuhyun membuat hati Park Sung Chan bergetar hebat. Jantungnya
berdetak sangat cepat dan tubuhnya seakan tidak menapak di bumi.
“Gwenchana?” Kyuhyun tampak khawatir.
“Anni, gwenchan oppa. Tapi aku...”
“Arra...bicara denganmu memang harus mendetail jadi kau baru memahaminya. Apakah kau sudah merasakannya sekarang?”
“Merasakan apa oppa?”
“Perasaanku
yang sebenarnya? Perasaanku pada Ra Ra noona sudah benar-benar berakhir
sejak lama. Dan perasaanku padamu adalah yang sesungguhnya. Kau ingat
kita pernah berjanji untuk mencoba, dan hatiku sudah menetapkan
pilihan.”
“Oppa apakah kau saat ini sedang mela....”
“Iya
yoeja babo, aku sedang melamarmu, ige....” Kyuhyun mengeluarkan sebuah
kotak beludru yang sedari tadi disimpannya di saku blazernya. Dibukanya
kotak itu dan diperlihatkannya sebuah cincin indah berkilau dari dalam
kotak itu kepada Park Sung Chan.
“Oppa.. apakah ini
artinya ..., ah bukan aku pasti bermimpi” Park Sung Chan menggelengkan
kepalanya beberapa kali dan mencubit pipinya sendiri yang terasa sakit.
“Kau
tidak bermimpi, aku sungguh-sungguh ada di sini. Kelak aku ingin
membagi semua cerita hidupku denganmu, cerita bahagia, cerita sedih,
cerita cinta dan cerita kita di setiap sisa waktuku. Maukah kau
melakukannya bersamaku?”
Ada sedikit waktu jeda sebelum
Sung Chan menjawab lamaran Kyuhyun. Sung Chan terlihat sedikit bimbang
sebelum akhirnya jawaban itu keluar dari bibirnya yang mungil.
“Oppa....aku... aku mau”
“Jinja?? Gumawo, Sung Chan-ah” Kyuhyun memakaikan cincin itu di jari manis Park Sung Chan dengan lembut.
“Seharusnya aku yang berterima kasih karena oppa mau mencintaiku. Aku kan tidak cantik dan tidak seperti gadis di hotel tadi”
“Aigooooo, masih saja membahas itu setelah menerima lamaranku”
“Siapa yang menyuruhmu membuat adegan itu tampak nyata?”
“Itu hanya fikiran burukmu saja. Lalu bagaimana denganmu kenapa bisa bertemu Baek Hyun huh? Dengan bergandengan tangan segala?”
“Baek Hyun yang menemukanku saat tersesat atas perimintaan ounnie, ah tunggu dulu, oppa kau cemburu ya? Iya kan?”
“Cemburu..ahahaha, cemburu tidak ada dalam kamusku.”
“Ayolah
oppa mengaku saja. Aissh jangan malu-malu.. Lalu jika bukan Ra Ra
ounnie sebenarnya siapa cinta pertama oppa? Aku sangat penasaran”
“Jangan pingsan mendengarnya”
“Tidak mungkin, toh itu sudah berlalu kan”
“Cinta pertamaku tidak akan pernah pudar, kau tahu? Dan kau harus berbagi cinta dengannya seumur hidupmu”
“Mwoooo? Oppa kau...aiiisssshhh pali katakan padaku!!”
“Noonaku, kau puasssss?”
“Mworagoooooooooooooo?? Mana ada seperti itu?”
“Tentu
saja ada, sejak kecil noona adalah segalanya bagiku. Jika Tuhan
mengijinkan pernikahan antara saudara kandung, mungkin aku sudah memilih
noona” Kyuhyun mengucapkan kalimatnya sambil tersenyum dan melenggang
pergi meninggalkan Park Sung Chan yang masih tak bisa menutup mulutnya
yang mengaga lebar.
*****
“Cinta
membuatku belajar, ketika dia belum datang maka aku membuatnya datang
padaku. Seperti yang pernah ku katakan padamu dulu, saat perasaan itu
datang kita telah belajar banyak hal tentang cinta itu sendiri dan
kinilah saatnya aku siap untuk menerima kedatangannya ketika perasaan
itu mengisi relung hatiku. Neottemune, ya..semua karenamu, Sung Chan-ah
saranghae”, Kyuhyun meraih pinggul Park Sung Chan dan menariknya
mendekat dengan cepat. Disentuhnya pipi gadis dihadapannya yang kini
telah menjadi istrinya dengan lembut, menyapukan ibu jari di permukaan
kulit Park Sung Chan yang halus. Jari Kyuhyun menyusuri lekuk rahang
wajah gadisnya, dan menyentuh bibir mungil yang memerah. Dengan sangat
lembut dikecupnya sepasang bibir itu perlahan. Park Sung Chan berusaha
berjinjit untuk mengimbangi tinggi badan namja yang telah menjadi
pemilik penuh hatinya kini. Tak ada keraguan lagi, tak ada sisa cinta
yang lain.
“Yaaakh...yakhhh...mau sampai kapan kalian
mengacuhkan kami!!!”, teriak suara cempreng Donghae dari arah balik
punggung Kyuhyun. Di sini aku dan Ra Ra juga merayakan pertunangan kami,
mengapa hanya kalian saja yang menikmatinya. Cih..pepatah seolah dunia
milik berdua ternyata memang ada”, kekeh Donghae berusaha menggoda
pasangan baru di depannya.
“Beruntung sekali Park Sung
Chan menjadi istri Kyunie, meskipun kuakui dia sangat evil tapi dia
begitu manis pada istrinya. Tidak seperti seseorang yang baru saja
melamarku tapi berkata baru akan menikahiku setelah Jung Soo oppa
pulang”, desis Ra Ra tak jelas berdiri di sebelah Donghae.
“Yakhh...yakh....kau
ini. Aku hanya akan menikah jika hyung sudah pulang, kau kan sudah
janji akan menunggu. Dan kau kan tahu hyung adalah pengganti ayah
bagiku. Baiklah, karena kau telah meremehkan namjamu aku akan
menghukummu. Bersiaplah calon nyonya ikan!”, wajah Donghae terlihat
sangat menggoda ketika mengucapkan semua ancamannya pada Ra Ra. Tanpa
diduga, Donghae langsung menggendong Ra Ra dan membawanaya pergi menuju
keluar dari ruang resepsi yang kontan membuat tamu undangan private
party itu tertawa riuh.
“Yaaaakhhh ikaaaaan asin apa yang
kau lakukan, kau pikir kita mau bulan madu haaaaaaaaaaaah!!!!” Ra Ra
berteriak kencang sambil memaksa turun. Belum samapi Donghae dan Ra Ra
sampai di pintu keluar, kehebohan lainnya kemudian muncul tanpa ada satu
pun yang menduganya.
“Aarrkkhhh...perutku!!”, Teriakan
Park Chan Ri yang terlihat sambil memegangi perut buncitnya, membuat
semua orang khawathir dan beberpa mendekat termasuk pasangan Donghae dan
Ra Ra yang mengurungkan niatan mereka untuk kabur dari pesta.
“Noona, gwenchana?!!”, teriak Khuhyun yang tampak paling khawatir diatara semua hadirin yang ada.
“Ounnie, mungkinkah sekarang saatnya?”, pertanyaan Ra Ra membuat Park Chan Ri melotot padanya.
“Yakhhh pali, sepertinya bayiku sudah tidak sabar ingin keluar. Sepertinya aku akan melahirkan”, ucapnya lantang.
“Seseorang siapkan mobil, cepat!!”, teriak Tuan Cho Daihan khawathir melihat putrinya yang kini terduduk lemas di lantai.
Beberapa orang pengawal Tuan Cho Daihan segera bergegas melakukan apa yang diperintahkan bos mereka.
“Sepertinya
hari ini kau akan menjadi seorang paman, chagi-ya”, bisik Park Sung
Chan sambil menyenggol lengan Kyuhyun dengan sikunya dan tersenyum
bahagia.
*****
Epilog
Bukankah
cinta itu membawa kebahagian bagi siapa saja yang bisa menerimanya
dengan penuh syukur? Dan cinta akan selalu datang pada hati yang terbuka
untuk menerimanya. Ketika sakit karena cinta membuatmu seolah tak bisa
bertahan, ingatlah satu hal, bahwa kebahagian cinta sepadan dengan sakit
yang pernah kau terima.
“Love sometimes in a rush,
sometimes flowing away, sometimes hurt, but it is sweet anyway. So never
give up on love you have, coz’ someday love will find it’s own way”
END
*****
Otthe
readers? Selesai sudah semua cerita Remember Then dan sequelnya.
Remember Then, I love You That’s All I Know (Hae-Ra Couple) dan Someday
Love (Kyu-Chan Couple) sudah selesai. Semoga rangkaian FF ini bisa
menghibur dan bisa diterima di hati semua readers yang pernah
membacanya.Di tulisan selanjutnya doakan semoga bisa
lebih baik lagi. See you on the other story... ^^ *bow bareng Leeteuk
oppa.


wuaaaaaa aku baru baca dan aku baru tahu kau mengupdate blog designmyuu ounni chaaaaan
ReplyDeletelove it love it love ittt!!!!!! next story pleaseee pleaseee jebaaaaall
wkwkwkwkwk.. aku lagi ngerjain my Beautiful Stalker, semalem dapet lumayan, hope it will finish soon ^^
ReplyDeleteKyaaa, mana lanjutannya itu FFmu >,<