Title : Remember Then
Author : Aozora-tomomi
PG : 16
Length : Series
Genre : Romance, Friendship, Comedy
Cast :
Park Chan Ri a.k.a Cho Eun Hye a.k.a Aozora
Park Jung Soo (LeeTeuk)
Evilhae a.k.a Ahn Ra Ra as herself
Lee Donghae (Donghae)
Cho Kyuhyun (Kyuhyun)
Super Junior
Park Sung Chan
Lee Donghwa
Kang So Ra
Taraaa.. author abal-abal datang lagi, membawa lanjutan Remember Then…adakah yang menunggu?
(#siape lu?) baiklah meskipun tidak ada yang menunggu akan tetap dilanjutkan sampai selesai. U_U jangan lupa untuk mengapresiasi sejelek apa pun karya ini. Comment or Like Please. Kamsa hamnida readers… \(^0^)/.
Theme song for this story :
1. TRAX ~ Blind
2. Tokyo Jihen ~ Rakujitsu
3. Kyuhyun SJ ~ The Way To Break Up
4. Super Junior ~ Sorry Sorry Answer
5. K.Will ~ Can't Open Up My Lips
Tak usah berlama-lama lagi yuuukkk cyiiinnn, cap cusssss cekidot!
Enjoy reading everyone ^^
Remember then….
After all we’ve done,
Over the rainbow,
Rise hands up to the sunshine,
Standing under the pouring rain,
We were together…
Please remember me then
After all of the pains,
Over the miseries,
Break down the only heart,
Above the hatred,
We were separated…
Please remember me then
After all happiness,
Over the cheerfulness,
Build the selfishness,
Beyond all minds could reach,
We had done…
I’ll remember you then
~ by : Park Chan Ri
Ringkasan cerita part sebelumnya
Oemma Park Chan Ri yang bernama Donna Puspa bertemu dengan Ahn Ra Ra dan meminta untuk mengatur pertemuan dengan putrinya. Cho Kyuhyun sendiri menemui Park Sung Chan untuk meminta penjelasan yoeja itu berkaitan dengan berita di tabloid tentang Park Chan Ri dan berita Ahn Ra Ra serta Lee Donghae. Cho Kyuhyun mengetahui keberadaan oemma kandung Park Chan Ri. Park Jung Soo a.k.a Leeteuk akhirnya bertemu dengan Park Chan Ri dan telah berhasil menjernihkan kesalahpahaman di masa lalu. Leeteuk dan Park Chan Ri pun telah saling mengungkapkan perasaan cintanya masing-masing yang sebenarnya sudah lama terpendam.
*****
Keesokan paginya di dorm Super Junior
~ Lee Donghae POV
Pagi ini matahari bersinar sangat cerah dan sebagian sinarnya menembus kaca jendela kamarku. Semalam sepertinya aku tertidur lebih cepat dari biasanya. Ini selalu terjadi saat aku sedang membaca buku atau novel. Perlahan kubuka mataku yang silau karena terpaan sinar matahari.
“Wooooaaahhhhmm...nyenyak sekali tidurku. Badanku juga segar. Hari ini tidak ada jadwal latihan pagi, juga tidak ada jadwal pengambilan gambar atau apa pun di pagi ini, sangat menyenangkan” bisikku pada diri sendiri.
Saat hendak beranjak bangun, kusadari ada hal yang janggal di kamar ini. Begitu kosong dan lapang. Seperti ada sesuatu yang seharusnya ada di ruang ini tapi tidak ada.
“Apa ya...?” gumamku sambil mengingat-ingat sesuatu.
Segera bangun dan beranjak keluar kamar saat aku teringat apa yang hilang itu.
“Ommmoooooooooo!!!! Teuki hyung, odiseo? Dimana dia kenapa tidak tidur dikamar? Jangan-jangan tertidur di sofa lagi” pekikku heran dengan kesadaranku.
Kuperiksa ruang keluarga dan semua ruang di dorm, tapi tak kutemukan Teuki hyung di mana-mana. Apakah mungkin dia tidur di kamar Heechul hyung yang kosong atau di kamar yang lainnya ya. Aku menuju dorm di bawah tempat para dongsaeng tidur.
“Yaa..Hyukie, semalam kau pulang bersama Teuki hyung kan? Apakah kau tahu dimana Teuki hyung? Semalam dia tidak tidur di kamar” tegurku saat melihat Hyukie dengan rambut acak-acakan keluar dari kamarnya.
“Oh..mungkin menginap di rumah Chan Ri noona.”
“MWOOOOO?” Kyuhyun tersedak saat minum air yang baru diambilnya dari dari dapur. Jong Woon hyung terlihat baru datang dari luar membawa Ddangkoma di pelukannya.
“Yakh...Hyukie hyung apa katamu? Leeteuk hyung menginap di tempat noonaku? Haisssh...perlu kupastikan dulu. Pasti ada sesuatu yang tidak benar ini” Kyuhyun tampak khawatir dan bergegas mengganti bajunya untuk pergi.
“Chakaman, Kyuhyun. Bukankah tidak apa-apa jika Teuki hyung menginap di sana? Lagi pula Teuki hyung juga pernah menginap di sana sebelumnya kan?” ucapku pada Kyuhyun yang membuat langkahnya terhenti sebelum sampai di depan pintu.
“Mworago? Hyung, kau bilang tidak apa-apa? Ini sesuatu yang gawat. Kau tahu noonaku itu wanita yang sangat polos, dan Teuki hyung kau tahu kan dia sangat mudah terbawa suasana sama yoeja. Apalagi ini berduaan. Andweeeee!!!” ucap Kyuhyun berapi-api sampai ludahnya membuat gerimis kemana-mana.
“Ya..ya itu ludahmu sampai ke mana-mana. Aigoooo..Kyuhyun, seharusnya kamu senang jika Teuk hyung bisa bersama Chan Ri noona, apa lagi jika mereka saling menyukai. Biarkan sajalah. Lagi pula Teuki hyung adalah namja yang baik di mata kita semua. Apakah kamu tidak pernah melihat percikan di mata mereka ketika mereka saling mentap satu sama lain?” teriakku pada Kyuhyun tak kalah berapi-api.
“Percikan, percikan apa maksudmu hyung?” tanyanya polos.
“Percikan yang sama jika aku memandang Ra Ra heheheheeh...namanya percikan api asmara. Oh betapa indahnya” ucapku sambil nyengir kuda, malah membuat Kyuhyun terdiam mematung.
“Kyuhyun, gwenchana? Kenapa kau pucat sekali?” tanya Hyukie kemudian melihat ekspresi Kyuhyun yang tiba-tiba diam.
“Gwencana, aku pergi dulu” ucap Kyuhyun cepat, bersiap untuk pergi.
“Haish..kalian ini meributkan hal seperti ini pagi-pagi. Cepat sarapan dulu. Itu Wookie sudah menyiapkan sarapan kalian. Dan kau Donghae, mandilah...badanmu itu bau sekali. Kapan kau terakhir kali mandi sih?” tanya Jong Woong hyung.
“Mungkin kemarin pagi terakhir kali aku mandi. Benarkah sebau itu?” kuhirup sendiri aroma tubuhku dan ternyata memang benar. Sumpah, aku tidak tahan dengan bau badanku sendiri. (author tidak bisa membayangkannya T_T, meskipun author juga jarang mandi dan tahu bagaimana aromanya).
“Kau Kyuhyun, makanlah dulu sebelum pergi arrachi ?” Jong Woon hyun melotot aneh pada Kyuhyun yang membuat Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk pergi keluar malah langsung berbalik arah menuju ruang makan.
“Kyuhyun-ah, mianhe. Aku tadi tidak sengaja mengucapkannya. Hanya bercanda tentang Ra Ra dan...” sebelum ucapanku selesai Kyuhyun sudah memotongnya.
“Gwencana hyung. Itu tidak ada hubungannya denganku.” Jawabnya ketus sambil mengunyah daun selada tanpa disadarinya. Aku tahu dia masih terluka karena aku dan Ra Ra. Tapi aku benar-benar tidak bisa berbuat sesuatu untuk membuatnya lebih baik tentang perasaannya pada Ra Ra yang sudah lama kusadari.
“Yakh...tumben kau makan sayuran Kyunnie. Baguslah, akhirnya kau sadar juga sayuran itu penting untukmu?” ucap Sungmin hyung yang baru datang, mengambil tempat duduk di samping Kyuhyun dan menepuk bahunya pelan tanda bangga.
“Uhuukkk..hooekkk..selada apa-apaan ini. Ya Wookie hyung kau menjebakku ya?” Kyuhyun memuntahkan selada yang sudah hampir ditelannya itu dan mengomel pada Wookie.
“Hihihihihi...seharusnya tadi tinggal kau telan Kyunie. Jangan terlalu memilih-milih makanan. Atau kau bisa dikutuk menjadi mereka di kehidupanmu yang akan datang?” jawab Wookie enteng dan melenggang ke dapur.
*****
Sementara itu, dibelahan bumi Korea Selatan lainnya..
~ Ahn Ra Ra POV
“Woaaahmmm...tidurku nyenyak sekali. Lho...ounnie, kemana ounnie? Bukankah semalam ounnie tidur disampingku.” Aku bergumam dan beranjak dari tempat tidur besar di kamar ounnie menuju lantai bawah sambil menyambar ponselku di atas meja disamping tempat tidur.
Sepi sekali kulihat di lantai bawah sepertinya tidak ada orang. Lalu
kemana ya ounnie pergi. Apa mungkin joging di sekitar pekarangan rumah. Saat melintas hendak menuju dapur sekilas mataku tertuju pada pintu kamar tamu yang sedikit terbuka. Seingatku kamar tamu kosong karena aku tidur di kamar ounnie. Seingatku juga aku tidak mendengkur, apa iya ounnie pindah ke bawah karena tidak tahan dengan dengkuranku (mana ada orang mendengkur ingat dengkurannya >,<).
Kulihat bekas botol wine di meja ruang bawah yang sudah kosong dan dua buah gelas wine yang salah satunya ada bekas lipstik berwarna pink soft. Apakah ada tamu semalam dan menginap, jadi ounnie menjamu sang tamu dengan wine. Pasti seorang tamu spesial.
“dddrrrrrtt...drrtttt” ponselku bergetar. Kulihat nama yang menelepon, Tuan IKAN.
“Yobseyo” ucapku malas.
“Ya, chagi kau baru bangun ya? Haisssh...mau jadi apa rumah tangga kita nanti kalau kau saja bangun siang begini. Cepatlah kau bersiap aku akan menjemputmu. Aku ada waktu luang, ingin mengajakmu kencan, otte?” suara cempreng namja yang kucintai dari seberang sana sebetulnya membuatku gembira. Ohtoghe, tapi aku harus rapat dengan jajaran manajemen SM Ent, dan aku tidak ingin terlihat segembira itu saat mendengar ajakan kencan darinya untuk pertama kalinya ini, atau dia akan besar kepala.
“Ya..Fishy aku nanti siang ada rapat, apakah masih sempat?” jawabku pada Donghae.
“Haiiissshhh..apakah kau tidak bisa ijin, aku kan ingin meluangkan waktu berdua denganmu saja. Jadwalku akan sangat padat setelah ini. Jadi tidak ada kesempatan lagi. Sudahlah, aku akan segera menjemputmu di apartemenmu oke? Berdandanlah yang cantik” teriaknya memerintah tidak sabar.
“Jemput aku dirumah ounnie ne..” jawabku singkat tanda menyetujui ajakan tuan Ikanku.
“Mwooo? Kau di rumah noona? Itu jauh sekali...ah kebetulan kalu begitu, apakah Teuk hyung sudah bangun. Aku tadi menghubungin ponselnya tapi tidak aktif. Tolong sampaikan, Lee So Man ajjushi ingin bertemu dengannya. Aku hubungi ponsel noona juga tidak aktif. Hmm...mungkinkah mereka berdua belum bangun?”
Seperti tersambar petir dan membuatku tersadar akan sesuatu, dengan botol dan gelas-gelas wine, pintu kamar tamu sedikit terbuka, mungkinkah Leeteuk oppa menginap di sini semalam, dan ounnie.....
“Andweeeee!!! Teriakku kencang sambil menggelengkan kepalaku.
“Ya..ya ada apa? Kenapa kau tiba-tiba berteriak” Donghae sepertinya tidak sadar dengan situasi yang terjadi.
“Saengie, gwenchana?” tanya Chan Ri ounnie yang baru saja keluar dari kamar tamu karena mendengar teriakanku.
Kulihat seorang namja tampan masih dengan rambut acak-acakannya keluar menyusul di belakang Chan Ri ounnie mengintip bingung dengan keadaan yang terjadi.
“Ada apa Ra Ra-ah, kau sakit?” tanya Leeteuk oppa dengan wajah polosnya, dan membuatku memandang mereka bingung.
*****
~ Park Chan Ri POV
Mataku sangat lengket untuk kubuka. Kepalaku terasa pening. Kuusap dahiku dengan telapak tangan kananku. Kepalaku bersandar pada sesuatu yang sedikit keras, jelas ini bukan bantal.
Kubuka perlahan mata yang masih sulit untuk berkompromi ini. Kulihat ruangan kamar ini begitu luas. Sofa malas berwarna coklat di sudut ruangan akhirnya kukenali sebagi sofa di kamar tamu.
“Uh..aku tertidur di sini rupanya?” desisku pelan.
Kuamati sekitar dan pemandangan aneh samar-samar mulai terlihat. Di atas sofa tergeletak kemeja putih dan blazer biru tua, syal merah marun, serta gaun hijau muda yang kupakai semalam. Di lantai dekat sofa terlihat berserakan baju dalamku dan...celana panjang. Aku tidak ingat memakai celana panjang itu.
Kupalingkan kepalaku ke arah kanan kulihat sebuah lengan kekar menopang kepalaku. Ini rupanya yang terasa keras di kepalaku tadi. Ku beralih menoleh ke kiri sebuah wajah halus tanpa cela seperti pahatan perlambangan dewa-dewi Yunani terbuat dari porselen, begitu indah dan sempurna membuatku tersenyum. Wajahnya yang damai begitu dekat, nafasnya yang teratur menghembus di ubun-ubun kepalaku.
“Waah...mimpi ini indah sekali. Rasanya tidak ingin bangun dulu” gumamku tak jelas pada diriku sendiri, masih sambil mengerjapkan mata dengan kesadaran yang baru setengah kumiliki.
Wajah ini sangat mirip dengan wajah namja yang kucintai, Leeteuk-sshi. Heemm...
“Chakaman, ini terlalu nyata untuk sebuah mimpi?” ucapku tersentak dan mataku sekarang benar-benar terbuka lebar karena kesadaran.
Baju-baju berserakan dimana-mana, kulihat tubuhku hanya berbalut selimut, dan berarti namja disampingku dengan pose tidur memelukku, yang lengannya menjadi tempat bersandar kepalaku adalah.... Hampir saja aku menjerit dan berteriak kaget ketika tangannya yang memelukku menarik tubuhku lebih dalam ke dalam pelukannya. Aku tak bisa bergerak dalam dekapannya yang kuat. Aku mendekap mulutku sendiri karena takut Ra Ra akan terbangun dan mengetahui ini.
“Ommo, aku dan Leeteuk-sshi, apa... yang sudah... kami lakukan.” Jantungku berdetak sangat kencang.
“Chagi-ya, saranghae” bisiknya lirih seperti mengigau.
“Leeteuk-sshi...Leeteuk-sshi...” ucapku sambil berusaha melepaskan tubuhku dari pelukannya yang sangat kuat. Wajahku menghadap ke dadanya yang polos dan... deg, jantungku tak bisa kompromi, berdetak sangat kencang dan semakin tak beraturan.
“Irona..pali, kita tidak bisa seperti ini. Aku...aku..” sambungku terbata-bata.
“Hmmmm...wae? Aku masih sangat mengantuk Chan Ri-ah” ucapnya malas dan perlahan-lahan membuaka matanya yang sangat indah. Sesaat sebelum kesadarannya pulih, dia tersenyum sangat tampan dan sekali lagi membuat jantungku berpacu seperti sedang mengikuti balap lari maraton.
“Wae? Kenapa kau memandangku begitu Chan Ri-ah. Wajahmu cantik sekali” ucapnya manja.
“Ehem...Leeteuk-sshi, sadarlah. Apa yang sedang kau, ah bukan maksudku apa yang sedang kita lakukan ini hah?” ucapku membangunkan kesadarannya sekarang secara penuh.
“Yaaah...Chan Ria-ah apa yang kau lakukan di tempat tidurku?” tanyanya bingung dan melepaskan pelukanya terhadapku sambil terduduk. Tampak tubuhnya yang bertelanjang dada dan kemudian ditutupnya dengan selimut.
“Apakah sekarang kau sudah sadar? Ini bukan kamarmu, tapi kamar tamu dirumahku” tanyaku padanya yang masih bingung.
“Nde, apa yang terja...” pertanyaannya terpotong dengan usahanya memetakan semua sudut kamar dengan pemandangan yang berantakan dan akhirnya dia sadari ada hal salah yang telah terjadi.
“Chan Ri-ah, apakah semalam karena mabuk kita telah…?” pertanyaannya tak ku gubris. Kutarik selimut yang membalut tubuh kami dan membalutkannya menutupi tubuhku. Kusambar baju-bajuku dan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian.
Leeteuk-sshi protes bergumam kata-kata yang tidak jelas sambil mengambil apa pun yang bisa di gunakannya untuk menutupi tubuhnya.
Berbagai pikiran serta ingatan semalam berkelebat dalam otakku. Kupakai semua bajuku dan bergegas ke luar saat kulihat Leeteuk-sshi juga sudah berpakaian lengkap lagi. Saling canggung kami bertatapan dan hanya terdiam. Seolah ingin berbicara tapi mulut kami sama-sama terkunci.
“Andweeeeee!!!” terdengar teriakan Ra Ra di luar kamar. Karena kaget dan panik aku pun menghambur keluar, khawatir jika terjadi sesuatu dengan Ra Ra.
“Saengie, gwenchana?” tanyaku saat melihat Ra Ra berbicara dengan seseorang di telepon. Wajah Ra Ra tampak sangat terkejut saat melihatku keluar dan ditambah lagi di belakangku terdengar suara Leeteuk-sshi.
“Ada apa Ra Ra-ah, kau sakit?”
*****
Baguslah sudah…Ra Ra tahu segalanya. Kami duduk di ruang tengah, seperti penjahat yang ketahuan melakukan aksinya. Ra Ra mencoba menginterogasi tentang apa yang terjadi.
“Ounnie… ada apa sebenarnya yang terjadi huh? Sitsumei shite kudasai ne (trans: tolong jelaskan padaku)!!” kata-kata pertama yang keluar dari mulut Ra Ra membuatku resah.
“Ra Ra-ah, biarkan aku yang menjelaskannya. Kami semalam mungkin mabuk dan lepas kendali. Aku juga masih belum ingat dengan jelas apa yang sebenarnya telah terjadi. Tapi kupastikan aku tidak menyakiti ounniemu.” Aku hanya terdiam mendengar penjelasan Leeteuk-sshi yang sebenarnya kuakui jika aku menyetujuinya.
“Yakh oppa apa yang kau bicarakan? Kalian sangat menyebalkan, mengapa bukan aku orang pertama yang tahu kalian akhirnya bersama hah? Cukkae ounnie dan juga oppa.. Sudah kuduga cepat atau lambat kalian pasti bersama hehehe…” ucapan Ra Ra dan ekspresi wajahnya yang dari marah kemudian berubah seketika menjadi tertawa lebar membuatku heran bercampur lega. Ra Ra menyalami kami seperti dalam acara-acara music award atau semacamnya sebagai ekspresi ucapan selamatnya tadi.
“Ommo, maksudmu kau tidak marah pada kami karena sesuatu yang terjadi semalam?” tanya Leeteuk-sshi polos.
“Ah oppa, buat apa aku marah. Aku tidak akan ikut campur masalah kalian, aku hanya kecewa kalian tidak memberitahuku terlebih dahulu. Aku malah harus mendengarnya dari Donghae jika kalian bersama semalaman, itu sangat menyebalkan.” Jawaban Ra Ra hanya membuat kami melongo.
“Baiklah kalian selesaikan sendiri masalah semalam, kureom…aku harus bersiap-siap bertemu Donghae dan ke kantor.” Ucap Ra Ra cuek dan meninggalkanku berdua dengan Leeteuk-sshi.
Suasana pun menjadi sangat canggung, benar-benar tidak ingin membicarakannya. Aku sangat malu, ini pertama kalinya aku tidur bersama pria di usiaku yang hampir menginjak tiga puluh ini. Dan Leeteuk-sshi adalah yang pertama…ahh…andwe..aku tidak ingin mengingatnya. Meskipun kami telah mengakui perasaan masing-masing, tapi ini bukanlah hal yang benar. Ini adalah sebuah kesalahan yang tidak seharusnya dilakukan sebelum menikah, kesalahan yang sangat fatal.
“Chan Ri-ah, mianhe, aku…” ucapan Leeteuk-sshi menggantung. Ekspresi wajahnya seperti takut saat akan mengungkapkan isi hatinya tentang permasalahan ini. Terlihat sangat berhati-hati dengan semua hal yang akan diucapkannya.
“Aku akui, aku tidak baik-baik saja Leeteuk-sshi. Tapi kita sama-sama sudah dewasa dan aku rasa kita bisa menanggung kesalahan ini dari sisi masing-masing. Kita tidak perlu membahasnya lagi. Aku cukup tua untuk bersikap kekanak-kanakan jika harus menuntutmu atau semacamnya. Lagi pula ini juga kesalahanku dan kita sama-sama dalam keadaan terhanyut karena mabuk” tanpa kusadari semua kata-kata itu akhirnya keluar dari mulutku. Aku hanya bisa menjelaskan semua ini tentang perasaanku pada Leeteuk-sshi yang tampak sangat menyesal.
“Baiklah jika itu yang kau inginkan. Aku juga belum jelas mengingat yang terjadi semalam dan bagaimana perasaanku. Mianhe Chan Ri-ah, aku harus pergi, aku harus bertemu dengan Lee So Man ajjushi pagi ini. Aku akan meneloponmu nanti” Sambil beranjak dari tempat duduknya, Leeteuk-sshi berpamitan padaku.
Sesaat sebelum pergi Leeteuk-sshi menatapku tajam dan tiba-tiba menarik lenganku mendekat padanya. Reflek karena terkejutku tidak berhasil menjauhkan diriku dari tarikan lengannya yang kuat. Aku pun menabrak dadanya yang bidang. Dengan sangat lembut Leeteuk-sshi mengecup keningku.
“Mianhe, jongmal mianhe atas kelakuanku yang tidak pantas sebagai namja. Tapi kuakui aku tidak menyesal sama sekali, karena itu adalah kau Chan Ri-sshi. Karena aku menyayangimu. Apa pun yang terjadi, aku akan bertanggung jawab dan menjadi penjagamu mulai sekarang. Aku sudah lelah dengan semua beban yang kutanggung sendiri. Begitu juga denganmu, bukankah melelahkan menanggungnya sendiri, semua yang ada dalam hatimu itu? Berbagilah bebanmu denganku. Bersandarlah padaku mulai sekarang ketika kau sudah merasa terlalu lelah untuk menanggungnya sendiri. Saranghae Chan Ri-ah” Leeteuk-sshi kemudian pergi setelah berhasil membuat jangtungku hampir meledak karena kata-katanya.
*****
~ Park Jung Soo POV
Kurasakan perjalanan menuju dorm dengan taksi ini seperti bertahun-tahun lamanya. Aku belum pernah mabuk seperti semalam dan melakukan hal-hal di luar kendaliku. Tapi entah mengapa hatiku justru merasa sangat bahagia. Di sisi lain aku juga menyesal harus melakukannya di saat yang belum seharusnya. Apakah aku harus segera menikahinya? Molla, hal itu belum terpikirkan olehku sama sekali. Tapi aku juga bukan orang yang akan lari dari tanggung jawab.
Perlahan-lahan teringat semua detail kejadian semalam. Ketika kami minum bersama sekedar mengobrol dan terlalu nyaman dengan suasana yang ada membuat kami sama-sama hilang kendali. Terbayang di benakku bibirnya yang lembut saat kucium, tubuhnya yang halus kecoklatan, aroma strawberry di rambut dan seluruh tubuhnya membuatku gila. Aargghh…kugeleng-gelengkan kepalaku untuk mengenyahkan semua ingatan semalam. Chan Ri telah membuatku benar-benar gila dan juga bahagia dalam saat bersamaan.
Sesampainya di dorm, sudah ada seseorang yang menungguku dengan tatapan membunuh yang sangat tajam duduk di ruang keluarga.
“Hyung, jelaskan padaku apa yang terjadi semalam sampai-sampai kau menginap di tempat noona tanpa sepengetahuanku?” Kyuhyun yang tampak marah dengan tatapannya itu memberondongiku dengan pertanyaan tanpa basa-basi. Aku sadar jika Euhyuk tak akan bisa menutup mulutnya, apalagi Donghae yang lebih mudah terbuka pada Ra Ra.
“Kyunie-ah, bisakah kita bicarakan ini nanti. Aku tidak akan lari atau menghindar dari pertanyaanmu. Tapi aku harus bersiap dan pergi menemui Lee So Man ajjushi. Percayalah, aku tidak akan menyakiti noonamu.” Jawabku singkat dan pergi menuju kamar.
“Hyung, apakah kau benar-benar mencintai noonaku? Kau bukan sedang mempermainkannya kan?” pertanyaan Kyuhyun kali ini membuatku menghentikan aktifitasku mengeluarkan barang-barang dari dalam tasku.
“Kyunie, apakah kau pernah melihatku bermain-main jika itu berkaitan dengan hatiku? Hatiku tidak akan memilih sembarang yoeja, dan noonamu adalah buktinya. Aku ingin membuatnya bahagia.” Jawabku mantab, membuat api kemarahan di mata Kyuhyun terlihat menghilang.
“Aku tidak bermaksud mencurigaimu maksudmu hyung, aku hanya ingin memastikan itu dan mendengarnya langsung darimu. Aku percayakan noona padamu, tapi ingat hyung, meskipun di Suju kau adalah hyungku dan leader aku tidak akan segan-segan membuat perhitungan denganmu jika hyung menyakiti noona dan membuatnya menangis. Arraseo?” Kyuhyun berkata dengan serius dan tegas. Saat mengucapkan semua ancamannya, Kyuhyun terlihat sangat dewasa, berbeda dengan kesehariannya yang terkadang kekanakan.
“Nde, kau bisa pegang ucapanku tadi” jawabku tak kalah mantab.
*****
“Mworago? So Man ajjushi apakah ini serius?” tanyaku shock saat mendengar yang dikatakan Lee So Man ajjushi tentang So Ra yang mengajukan pengunduran diri dari WGM dengan alasan karena aku tidak bisa bekerja sama menjadi pasangan yang baik dalam reality show itu.
Ini adalah masalah yang serius karena jika kami melanggar kontrak atau mengundurkan diri artinya kita harus membayar denda ganti rugi dan bisa-bisa kami akan dituntut. Ini mungkin berkaitan dengan hal pribadi yang terjadi kemarin.
“Leeteuk-sshi, sebaiknya kau temui Kang So Ra dan bicarakan baik-baik. Aku yakin ini hanya alasan klise karena ada permasalahan di antara kalian. Ini adalah hal yang biasa terjadi di dunia entertainment. Jadi aku sangat mengerti situasinya. Aku tidak tahu apa masalah di anatara kalian tapi cobalah untuk menyelesaikannya dengan baik. Apakah kau bisa mengerti hal ini?” Nasihat Lee So Man ajjushi menyadarkanku dari pikiran-pikiranku.
“Nde, ajjushi. Aku akan membereskannya segera sebelum semuanya bertambah buruk.”
“Aku percaya padamu Leeteuk-sshi. Kuserahkan semua padamu. Jangan lupa kau juga harus berkonsentrasi pada SS4. Meskipun tanggung jawab yang kau pegang sangat banyak, aku yakin kau pasti bisa mengatasinya. Aku pergi dulu.” So Man ajjushi pergi meninggalkanku dengan kepala kembali dipenuhi pikiran-pikiran tentang pekerjaan.
“drrrttt…drrrtt” ponselku bergetar, sebuah nomor yang tidak kukenali tampak di layarnya.
“Yobseyo, nuguseyo?”
“Leeteuk-sshi? Bisakah kita bertemu? Kau akan tahu siapa aku saat kita bertemu nanti. Alamatnya akan ku kirim lewat sms setelah ini. Tenang saja aku bukan penguntit atau fans aneh yang akan mengganggumu” terdengar suara lembut seorang yoeja dari seberang sana.
“Eh nde. Baiklah aku akan datang” jawabku dan telepon langsung ditutupnya. Siapa sebenarnya yang baru saja meneleponku. Dan bodohnya kenapa aku langsung meng-iyakan permintaannya. Haiiishh…Jung Soo babo ya. Banyak sekali orang mencariku pagi ini dan semuanya menjadi sangat tidak jelas.
Entahlah, rasanya tiba-tiba aku merasa sangat lelah dengan semua ini. Terbayang wajah Chan Ri yang memerah saat malu dan sikap canggungnya jika berada di dekatku, ini membuatku merasa sedikit lebih baik. Baru berpisah tapi aku sudah merindukannya.
*****
~ Cho Kyuhyun POV
Benar apartemen ini yang tertera dalam alamat di sms tadi. Kutelusuri lorong apartemen dan menemukan pintu bernomor 401 di lantai empat. Sebelum jari telunjukku menyentuh bel, seseorang sudah membuka pintu. Wah luar biasa, siapa pun yang punya rumah ini tahu aku sudah berdiri di depan pintu, pikirku. Tampak seorang namja membawa bungkusan plastik hitam besar dan memakai sarung tangan keluar dari pintu dan mengangguk saat berpapasan denganku.
Ternyata dugaanku salah, kukira tadi pemilik rumah yang keluar ternyata adalah cleaning service gedung yang datang mengambil sampah atau baru saja membersihkan sesuatu.
Sebelum pintu menutup, pintu itu terbuka lagi dan tampak seorang namja asing berambut pirang menahan pintu untukku dan mempersilahkan aku masuk. Dengan perasaan bingung dan sedikit curiga, aku putuskan untuk masuk ke dalam apartemen itu.
“Ommo, Kyuhyun-sshi sudah datang, silahkan duduk dan langsung nikmati hidangan yang ada. Aku tahu kalian pasti belum sarapan kan pagi ini?” kulihat seorang ajjuma paruh baya yang masih kelihatan muda namun berwajah sedikit pucat berbicara menyambutku. Dia tampak mirip dengan seseorang namun jelas dia bukan orang Korea. Mungkinkah dia adalah oemma kandung Chan Ri noona?
“Kyunie-ah, kau kenapa ke sini juga?” Ommo kali ini ada kejutan lainnya yang kulihat, Leeteuk hyung juga ada di sini. Apa yang sedang terjadi sebenarnya. Sidikit ragu-ragu aku duduk di samping Teuki hyung dan saling pandang tak percaya.
“Ya hyung, kau kenapa bisa sampai kemari?” tanyaku berbisik sambil menyenggol lengannya dengan sikuku.
“Kau sendiri kenapa kemari? Aku diundang oleh ajjuma itu. Apakah kau mengenalnya?” Leeteuk hyung balik bertanya penasaran sambil melirik sang ajjuma yang sedang sibuk di dapur yang tidak jauh dari tempat kami duduk.
“Aku ke sini karena....” belum sampai selesai aku menjawab pertanyaan hyungku, perutku berbunyi sangat nyaring tanda minta diisi. Haisssh...benar-benar memalukan. Sesaat aku teringat tragedi daun selada ketika sarapan karena ulah Wookie hyung membuat perutku masih kelaparan.
“Itu alarm-mu sudah berbunyi nyaring anak muda. Saatnya makan sarapan kalian. Mari ke meja makan, sudah aku siapkan hidangan istimewa.” Ajjuma berkata sambil tersenyum geli padaku, membuat pipiku memanas karena sangat malu. Leeteuk hyung malah nyengir puas melihatku malu di depan ajjuma.
Kami pun ditarik oleh ajjuma ke meja kecil yang cukup untuk empat orang makan bersama. Di meja sudah terhidang aneka masakan yang jarang bahkan belum pernah kulihat apa lagi kumakan sebelumnya.
“Wae, apakah kalian tidak ingin makan?” tanya ajjuma melihat kami ragu-ragu untuk memulai menyantap hidangan yang sudah disiapkannya.
“Aku tidak akan meracuni kalian. Tenang saja, namja-namja tampan seperti kalian tidak mungkin aku sakiti. Apakah kalian tahu jika aku juga seorang ELF? Perkenalkan aku adalah ELF Indonesia dan namaku Donna Puspa” ucap ajjuma dengan matap sambil melambaikan tangannya seperti seorang ratu kencantikan saat berjalan di atas panggung dan melambaikan tangannya ke arah penonton.
Sekali lagi aku beradu pandang dengan Leeteuk hyung. Apakah hari ini kami diundang ke sini hanya untuk sarapan oleh seorang ELF yang sudah berumur paruh baya dan sepertinya cukup mapan ini? Tapi ajjuma sangat mirip dengan Chan Ri ounnie, tidak mungkin dia hanya benar-benar seorang ELF saja.
“Wae..kalian memandangiku aneh sekali. Apakah seumuranku tidak boleh menjadi ELF? Guere ayo cicipilah hidangannya.” Ajjuma mempersilahkan kami makan masih dengan tersenyum bahagia melihat ekspresi kami yang absurd saat mendengat semua ucapannya.
Kucicipi makanan yang ada dalam sebuah mangkok sedang, terlihat seperti bubur nasi dengan taburan kacang kedelai goreng, bawang goreng, seledri, daging ayam yang disuwir tipis dan kuah berwarna coklat kekuningan.
“Maaf ajjuma, ini masakan apa? Baru kali ini aku makan masakan ini dan rasanya enak sekali?” tanyaku memberanikan diri.
“Ah..itu adalah bubur ayam. Salah satu makanan Indonesia. Dan Kyuhyun-sshi kau bisa memanggilku oemma jika kau tidak keberatan. Seperti seharusnya Chan Ri memanggil oemma mu dengan sebutan oemma bukan?”
“Uuhhuuukkk...uuuhhuukk...” jawaban ajjuma berhasil membuat Leeteuk hyung kaget dan tersedak saat menyesap buburnya.
“Ommo, Leeteuk-sshi gwenchana?” ajjuma menuangkan air dan diberikannya pada Leeteuk hyung yang masih megap-megap karena tersedak tadi.
“Ajjuma benarkah adalah oemma kandung Chan Ri noona?” tanyaku untuk memastikan dugaanku.
“Nde, kau pandai sekali menebak.” Ajjuma tersenyum sangat manis pada kami dan masih membuat Leeteuk hyung hanya terdiam dan mulutnya bahkan sekarang menganga.
“Selesaikanlah makan kalian dan hari ini sebelum kalian kembali pada jadwal yang padat, ada baiknya kita bersenang-senang dulu. Yang kutahu kalian ada jadwal latihan bersama jam 3 sore benarkan? Kita masih punya banyak waktu untuk jalan-jalan” ajjuma meninggalkan kami menuju ruangan lain sebelum kami sempat bertanya dan protes dengan ajakannya yang aneh ini.
“Hyung, kenapa kau diam saja?” tanyaku pada Leeteuk hyung yang dari tadi masih tak bergeming malah meneruskan menghabiskan makanannya dengan cepat.
“Cepat habiskan makananmu itu Kyunie, kita kan harus pergi menemani ajjuma.” Jawaban yang benar-benar tak bisa kupercaya.
“Maksudmu kita akan menemani ajjuma jalan-jalan?”
“Tentu saja, cepatlah itu buburmu sudah dingin, apa perlu aku yang membantumu menghabiskannya?”
“Yakhh...hyung ini bukan waktunya bercanda?”
“Aku tidak sedang bercanda Kyunie. Kau dengar tadi, ajjuma itu adalah oemma noonamu jadi aku harus terlihat baik di matanya. Kau tahu, sebagai calon menantu aku harus melayani mertuaku dengan baik kan?”
“Hyuuung, kau ini!! Hehehe .. apakah kau pikir ajjuma akan menerimamu menjadi menantu dengan mudah jika dia tahu apa yang kau lakukan bersama noona semalam huh?” kubalas kata-kata bercanda Teuki hyung dan kulengkapi dengan senyum kebanggaanku. Hahaha...dan kali ini kata-kataku berhasil membuat Teuki hyung tersedak untuk kedua kalinya.
“Kyunie, dari mana kau tahu tentang itu, masalah semalam?” Tanya Teuki hyung padaku kemudian dengan wajah pucat.
“Bertahu-tahun kau hidup bersama kami apakah masih belum bisa memahami kami hyung? Kau pikir jika Ra Ra noona dan Donghae hyung tahu maka semua akan aman di tangan mereka? No no no...pikiranmu terlalu naif hyung.” Jawabku sambil menggoyangkan telunjuk kananku saat mengucapkan kata “No” dengan penekanan yang serius masih dengan senyum khasku. Leeteuk hyung langsung memasukkan sendoknya yang berisi penuh dengan bubur ke dalam mulutku berniat untuk membungkamku agar tidak bicara lebih banyak lagi. Saat melihat ajjuma dari kejauhan sudah siap menuju kembali ke ruang makan. Aku terpaksa menelan bubur yang disuapkan dengan paksa oleh Leeteuk hyung tadi.
“Nah apakah kalian sudah selesai makan?” sekarang ajjuma sudah berganti kostum dengan baju bepergian, mantel hitam dan topi lebar itu, tak lupa dengan kaca mata hitam. Kenapa penampilan ajjuma seperti mau menyamar saja.
“Ah sambil kalian bersiap, kita menunggu satu orang lagi yang akan ikut. Aku sudah mempersiapkan penyamaran kalian. Ige...terimalah” namja bule yang tadi membukakan pintu untukku menyodorkan bungkusan dalam tas kertas berisi pakaian masing-masing untukku dan Leeteuk hyung. Kukeluarkan semua isinya kostum yang bisa ku pakai. Tidak ketinggalam syal, masker, topi dan kaca mata hitam.
Tanpa banyak bicara Leeteuk hyung mencoba beberapa kostumnya. Sang namja bule mengantarkan kami ke ruang ganti. Kuikuti Leeteuk hyung dan namja bule tadi dengan ragu-ragu menuju ruang ganti pakaian.
Kami pun mengganti pakaian kami dengan kostum yang sudah diberikan oleh ajjuma. Kostum yang dipakai Leeteuk hyung sangat pas dan keren. Kaos V-neck berwarna putih polos di bagian dalam dibalut sweater berwarna biru tua dan semuanya dilengkapi dengan matel panjang dari wol berwarna hitam serta syal berwarna senada dengan sweaternya.
“Bagaimana ajjuma bisa tahu aku suka warna putih, paling tidak ada warna putih dalam setiap penampilanku?” Leeteuk hyung bergumam di depan cermin dan merapikan kerah mantelnya.
Kostumku cukup keren juga hampir sama dengan yang dikenakan Leeteuk hyung tapi hanya berbeda warna dan kali ini mantelku terbuat dari kulit. Kaos berwarna merah kalem, sweater merah marun dan jaket kulit hitam serta syal berwarna senada dengan sweaternya. Kupikir ajjuma memiliki selera yang sangat bagus dalam memilih warna juga model pakaian. Seperti designer profesional atau paling tidak dia adalah orang yang terbiasa menggunakan designer untuk gaya berpakaiannya. Mungkinkah ajjuma adalah orang yang cukup berpengaruh? Kostum kami tampak seperti kostum mau tampil di panggung bersama anggota Super Junior yang lainnya.
Kulihat tampilan baruku di cermin besar dalam ruang ganti ini, pilihan ajjuma benar-benar sangat cocok di badanku. Leeteuk hyung juga terlihat tampan. Setelah selesai berganti kostum kami pun bergegas hendak keluar dari ruang ganti itu, ketika tiba-tiba kudengar sayup-sayup suara yoeja. Suara yoeja ini terdengar sangat lembut dan sepertinya aku pernah mendengarnya entah dimana. Tapi bisa kupastikan itu bukan suara Chan Ri noona. Yoeja itu pasti seorang yang sedang ditunggu ajjuma seperti yang dikatakannya tadi.
*****
~ Author POV
“Ajumaaaa, memangnya kita mau kemana sih. Ku kira ajjuma menyuruhku ke sini untuk membuatkanku chocholate cheese cake seperti yang ajjuma janjikan padaku” yoeja itu berkata manja pada sang ajjuma yang terlihat sedang tersenyum bahagia.
“Hari ini luangkan waktumu, aku akan membuatkanmu chocholate cheese cake nanti malam, setelah kita pulang dari taman hiburan.”
“Mwo, taman hiburan?” sang yoeja terkejut saat mendengar suaranya terdengar bersamaan dengan suara lainnya dari sudut ruangan itu dan seketika itu juga reflek menoleh ke sumber suara.
“Kau!!” Kyuhyun yang baru saja keluar dari ruang ganti membelalakkan mata saat melihat yoeja di depannya.
“Park Sung Chan, Cho Kyuhyun dan Leeteuk-sshi, ah maksudku Park jung Soo-sshi, kalian sudah saling mengenal bukan? Tentu saja jalan-jalan kita hari ini pasti akan sangat menyenangkan” ajjuma tersenyum senang karena merasa berhasil membuat kejutan bagi mereka semua. Terutama Kyuhyun dan Park Sung Chan yang tidak menyangka jika mereka akan bertemu di rumah ajjuma yang adalah oemma kandung Chan Ri.
“Sung Chan-ah, kebetulan kita bertemu. Aku tidak tahu bagaimana harus menghubungimu, tapi ada yang ingin kutanyakan padamu?”
“Ah nde oppa, apa yang ingin kau tanyakan? Apakah ada hal penting?” tanya Sung Chan yang tak terlalu memperdulikan kehadiran Kyuhyun di depannya.
“Wah..wah reuninya dilanjutkan nanti saja. Kita harus bergegas atau nanti tidak akan ada cukup waktu untuk menikmati semua hiburan yang ada. Ah, kyuhyun-sshi, bolehkan kita pergi dengan mobilmu? Kurasa cukup untuk kita berempat” Kyuhyun mengangguk lemah saat ajjuma memotong percakapan Leeteuk dan Park Sung Chan kemudian langsung menggiring mereka semua ke luar apartemen itu.
Tanpa banyak protes mereka menurut saja dan meninggalkan apartemen itu menuju taman hiburan dalam suasana saling diam dan penuh kecanggungan.
To be continued....
*****
Another gaje part nih, tapi bagaimanapun tidak mudah mendapatkan idenya. Semoga semua suka. Mianhe kalau jelek banget...
Thanks to author Evilhae a.k.a Ahn Ra Ra who always support me. Love you all muaccchhh!!!
See you next part ^^



