Thursday, December 29, 2011

Remember Then (Part 6)





Author                  : Aozora Tomomi
Genre                    : Romance, Friendship, Gaje (?)
Rating                   : PG-15        


Main Cast :  
Park Chan Ri (a.k.a Cho Eun Hye a.k.a Aozora)  
Park Jung Soo (LeeTeuk)
Irma Ratihdewi a.k.a Ahn Ra Ra as herself
Lee Donghae (Donghae)
Cho Kyuhyun (Kyuhyun)

Sub Cast :     
Super Junior
Hyun Sang Hee
Lee Donghwa
Kim Jung Hoon
Kang So Ra 
Park Sung Chan
Guesst Star : Park Shi Ho

This is the sixth part of my very first FanFiction. This FF is mine, please do not copy or reshare without my permission.
The story is just a fiction and author’s imagination. Please leave comment if you want to read the rest part till end.. Just enjoy readimg ^^


Theme song for this story :
1.  TRAX ~ Blind
2.  Tokyo Jihen ~ Rakujitsu
3.  Kyuhyun SJ ~ The Way To Break Up
4.  Super Junior ~ Sorry Sorry Answer
5.  K.Will ~ Can't Open Up My Lips



僕は偶然君に出遭って
ごく当たり前に慈しんで 夕日を迎えた
さあもう笑うよ

I met you by coincidence
I went out to meet the evening sun, feeling love towards it quite naturally
So smile again already (crd: Rakujitsu by Tokyo Jihen)




~ Kyuhyun POV

“MWOOOOOOOOOO...PERTUNANGAN??”

“Iya, pesta pertunanganmu kan? Apakah ada yang salah? Aku baru menerima undangannya pagi ini. Kudengar tidak hanya kalangan pengusaha yang diundang tapi juga artis-artis penyanyi juga aktor dan aktris. Hmm..dengan kalangan pengusaha juga namanya Hyun Sang Hee pewaris tunggal dari Group Hyun. Tidak mungkin kau tidak tahu kan?”

Aku hanya bisa terdiam mendengar penjelasan Park Shi Ho-sshi. Kulihat ekspresi wajah noona yang datar dan tak bisa ku tebak. Hanya satu hal yang kuyakini, ini pasti perbuatan appa.

*****

Kata-kata Park Shi Ho-sshi masih membebani fikiranku. Noona hanya duduk diam disampingku sambil memandang ke luar kaca jendela mobil yang sedang melaju. Aku hanya bisa berusaha menebak-nebak apa yang noona fikirkan. Tapi tetap saja aku tidak mengerti apa yang sedang difikirkannya. Ekspresi di wajahnya tak terbaca olehku, datar seperti mayat hidup.

“Noona, gwencana?”

Noona masih diam beberapa saat sebelum menjawab pertanyaanku.

“Ne, chagi, nan gwencana yo?” noona menoleh ke arahku dan tersenyum sangat manis. Seperti tak ada beban dalam hatinya. Dia selalu seperti itu berusaha menahan semuanya. Aku sangat mengagumi noona dan memujanya, tapi tak pernah bisa kuungkapkan kekagumanku padanya.

“Sebentar lagi kita sampai. Meskipun aku mau berlama-lama tapi mungkin aku harus kembali ke studio untuk berlatih, seminggu lagi SS4 akan dimulai”

“Gwencana chagi, jika sudah waktunya kau harus pergi, cukup tinggalkan aku bersama oemma. Nanti aku bisa meneleponmu malam hari ketika semua kegiatan mu sudah selesai”.

“Ne, arasseo”.

Kami tiba di sebuah bangunan besar dan luas di daerah Incheon. Sebuah rumah sakit rehabilitasi mental yang sudah 5 tahun menjadi tempat oemma tinggal. Aku tahu selama noona di Jepang, dia bahkan selalu mengontrol semua keadaan oemma, dan merawat oemma dari jauh. Appalah yang memasukkan oemma ke rumah sakit ini. Meskipun aku menolak, tapi appa tak akan pernah mendengarkan pendapat orang lain. Bagi appa, apa yang difikirkanya adalah yang terbaik dan paling benar meskipun itu harus melukai orang-orang yang seharusnya disayanginya.

Kami pun memasuki sebuah ruangan yang cukup luas. Ruangan yang berupa sebuah kamar rawat yang hanya ditempati oleh oemma, lengkap dengan fasilitas dan perabotan yang sangat mewah. Appa yang menyediakan semua ini. Appa selalu berfikir oemma akan baik-baik saja dan bahagia dengan semua hal-hal mewah yang justru sangat dibenci oemma. Oemma wanita yang sederhana, lembut dan penuh kasih sayang. Aku merindukan oemma, sejak jadwal Super Junior mulai sangat padat aku jadi jarang mengunjungi oemma akhir-akhir ini.

Noona menghampiri seorang yoeja paruh baya yang duduk menghadap jendela di atas kursi rodanya bersama seorang suster yang sedang berusaha menyuapinya. Tatapan mata oemma masih kosong. Membuatku selalu sedih jika harus datang ke sini. Omma tidak pernah merespon apa pun yang dikatakan orang lain termasuk aku anak kandungnya. Suster meninggalkan kami hanya bersama oemma.

Noona mendorong kursi roda oemma dan membawanya meninggalkan kamar.

“Kita jalan-jalan sebentar di taman Kyu. Oemma butuh udara segar.”

“Ne noona” aku menyetujuinya dan berjalan mengikuti noona keluar gedung.

Kami tiba di taman dan berhenti pada sebuah bangku di bawah pohon besar yang rindang. Udara sedikit dingin karena pergantian musim. Chan Ri noona mengalungkan syalnya pada oemma dan duduk di bangku di samping kursi roda oemma.

Begitu sepi dan tenang. Angin penghujung musim gugur berhembus dingin, kami hanya saling diam menikmati udara dan suasana sejuk disekitar taman.

“Noona, aku harus pergi. Manajer Kim sudah mengirimiku pesan untuk segera datang latihan. Apakah kau akan baik-baik saja jika kutinggal?”

“Ne chagi, aku masih ingin bersama oemma sebentar. Nanti aku bisa pulang dengan taksi. Kau tidak perlu khawatir. Berlatihlah yang keras dan fokus arrachi?”

“Ne, aku pergi dulu. Jangan lupa telpon aku nanti malam. Aku akan menunggumu noona.”

Kutinggalkan noona bersama oemma menuju tempat parkir ketika kusadari kunci mobilku hilang. Tidak mungkin noona mengambilnya (mengingat kejadian yang terjadi pada Donghae beberapa waktu yang lalu).

Aku menyusuri jalan yang sudah kulewati tadi kembali menuju taman sambil memperhatikan jalan, mungkin saja kunci mobilku jatuh. Saat kulihat di tempat noona dan oemma tadi sedang duduk berdampingan, noona berlutut di hadapan oemma meletakkan kepalanya di atas pangkuan oemma, mengucapkan sesuatu seolah berbincang dengan oemma. Dan saat itulah aku melihat noona menangis. Menangis dengan perasaan sedih, lebih sedih dibandingkan ketika appa berusaha menghancurkan gitar kesanyangannya, lebih sedih ketika hal apa pun pernah terjadi dalam hidupnya selama ini. Seberat itukah beban yang ditanggungnya selama ini?? Melebihi yang aku tahu, noona telah melalui semuanya sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi saat pembicaraan appa dan noona. Aku harus mencari tahu dari Leeteuk hyung.

*****

~ Author POV

Chan Ri berlutut di hadapan kursi roda oemma Kyuhyun yang masih duduk diam dengan tatapan lurus dan kosong. Tubuh ajjuma itu terbungkus baju hangat dan syal milik Chan Ri yang dibalutkan di lehernya. Perlahan dan dengan penuh kelembutan Chan Ri meletakkan kepalanya di pangkuan oemma Kyuhyun. Chan Ri mendendangkan sebuah lirik lagu yang mengalun lembut dari bibirnya.

When I feel so alone,
Your heart is the place where I can called home,
When my heart feel in pain,
You would erase and swept it all away,
Talking about things we’ve said and done then,
Laughing, smiling and arguing of our love,
Sincerely kiss each other then,
Fell a sleep under the trees and beautiful blue sky,
Holding hand and talking about us,
That’s the way you used to love me,
When everything I’d realized,
just a beautiful dream of mine,
And it has to be ended before it’s begin…

“Oemma, apakah oemma merindukanku? Nan noemu noemu bogoshippo oemma. Tinggal di Jepang sendiri tanpa oemma dan Kyuhyun membuatku hampir tak bisa bertahan. Kau tahu oemma, aku selalu merindukan kalian. Tidak pernah sedikitpun pernah ku bayangkan akan berpisah begitu lama denganmu juga Kyuhyun. Rasanya sangat sepi. Meskipun aku punya seorang sahabat yang sudah kuanggap sebagai yoedongsaeng ku sendiri tetapi tetap kerinduan pada oemma dan Kyuhyun adalah yang paling menyiksa hari-hariku“.

“Oemma ingat tidak, saat kecelakaan di hutan waktu itu dan aku menghilang berhari-hari. Tidak ada yang mencariku, aku hampir putus asa, dan bahkan tak dapat mengingat lebih banyak lagi karena takut…hanya nama oemma dan Kyuhyun yang selalu kubisikkan agar aku bisa tetap bertahan sampai ada yang menemukanku. Dan oemmalah yang pertama menemukan lubang tempat dimana aku jatuh. Dan oemma menangis histeris ketika menemukanku masih hidup”.

“Oemma, aku rindu saat omma selalu memakaikan pita biru di rambutku sebelum aku berangkat ke sekolah. Aku rindu saat oemma membelai rambutku ketika aku tertidur di pangkuanmu, aku bahkan rindu teriakkan oemma ketika melerai aku dan Kyuhyun berkelahi. Ohtoghe oemma? Appa akan menjodohkanku dengan namja yang bahkan pernah mengkhianatiku. Tapi aku tidak ingin berpisah dengan kalian lagi. Oemma, aku juga harus menemukan ibu kandungku. Seperti yang selalu oemma katakan, appa akan menyembunyikan semua dariku hanya demi karir politiknya. Engkaulah yang membuka semua rahasia dan segala pertanyaanku dulu, mengapa mataku tidak sesipit kalian, mengapa kulitku lebih coklat dibandingkan Kyuhyun, dan mengapa golongan darahku berbeda dengan kalian semua. Oemma yang memberi jawaban semua itu padaku.  Menjaga semuanya agar tetap baik-baik saja di depan Kyuhyun dan semua orang ternyata membuat ku sangat lelah. Oemma, saranghae….”

Bibir Chan Ri bergetar saat mengatakan semuanya. Butiran-butiran bening mengalir dari kelopak matanya, wajahnya terlihat sangat sendu dan terluka. Kemudian dipejamkannya matanya menahan isakan, ketika tangan oemma Kyuhyun bergerak meraih rambut Chan Ri yang ikal terjuntai ke bawah dan membelainya meskipun dengan tatapan masih kosong ke depan. Chan Ri terkejut tapi tidak beranjak dari tempatnya meletakkan kepala.

Chan Ri masih terisak tanpa menyadari Kyuhyun memandangnya dari kejauhan saat memungut sebuah benda yang mungkin dia jatuhkan tak jauh dari tempat Chan Ri menangis.

*****

Sementara itu disebuah pusat perbelanjaan Leeteuk terlihat begitu kewalahan dengan semua barang bawaannya. Entah berapa lama lagi rasanya punggung dan kakinya sudah hampi patah dirasakannya. Di depannya berjalan seorang yoeja cantik dengan cara berjalan yang sangat anggun menenteng tas kecil di lengannya sambil melihat-lihat sekitar jika ada barang yang mungkin  masih akan dibelinya.

“So Ra –ah, bisakah kita berhenti sebentar. Bukankah kau bilang ingin makan bersamaku? Leeteuk memanggil yoeja yang bernama So Ra di depannya.

“Wae oppa, apakah kau lelah? Siapa yang membuatku menunggumu begitu lama tadi pagi? Aku kan maunya sarapan bersamamu. Kalau sekarang sudah saatnya makan siang kan oppa?”

“Sudahlah kau ini kenapa aktingmu kau bawa juga dalam kehidupan sehari-hari sih. Jangan pura-pura kau sangat marah So Ra-ah. Aku kan sudah membawakan semua ini untukmu”

“Waeyo? Kenapa oppa mengeluh, ah baiklah, ayo kita makan, tapi bagaimana kalau kita makan di rumahku saja, aku akan masak untukmu oppa. Ohtoghe?”

Leeteuk terlihat sedikit berfikir dan kemudian mengangguk dan menyetujuinya. Mereka pun menuju rumah So Ra.

*****

~ Park Jung Soo POV

Badanku rasanya hampir patah semua membawa belanjaan So Ra yang sangat banyak. Bukankah tadi hanya bilang mau beli dress dan aksesories karena ada undangan pesta pertunangan, tapi kenapa semua barang jadi dibelinya.

“So Ra-ya, mengapa kau beli barang sebanyak ini? Bukankah ini namanya pemborosan membeli barang-barang yang belum tentu akan kau gunakan semuanya?”

“Oppa aku sangat jarang bisa pergi berbelanja. Jadi sekali pergi aku akan membeli banyak barang kebutuhanku, lagi pula aku memang membutuhkannya. Oppa jangan khawatir aku tidak akan boros. Apa yang ingin kau makan oppa?”

“Euhmm..aku tidak bisa lama, manajer kim sudah mengirimku pesan untuk tidak datang terlambat. Jadi yang mudah saja. Sandwich mungkin. Gumawo So Ra-ya, kau baik sekali. Sama seperti dalam reality show kita, kamu benar-benar calon istri yang baik.”

Kulihat So Ra tersenyum dan wajahnya memerah. Ommo apakah dia menyukai jika aku memujinya? Aku memang menyukai kepribadian So Ra beberapa waktu ini kami memang dekat karena sebuah program yang kami bintangi bersama We Got Married. Acara yang mengharuskan kami berpura-pura seolah kami menikah dan tinggal seperti pasangan meskipun hanya virtual. So Ra cukup membuatku nyaman. Tapi entah mengapa bagiku Chan Ri sangat berbeda. Bukan mulai membandingkan kedua yoeja ini tapi ada perasaan yang tidak biasa dan lebih saat aku memikirkan Chan Ri. Asisshhh…kenapa aku teringat padanya? Apa yang sebenarnya terjadi dengannya dan dimana dia sekarang saja aku tidak tahu.

“Oppa, apa yang sedang kau pikirkan sekarang? Kau melamun lagi, sejak tadi di tempat belanja kau juga sering melamun. Apakah ada masalah yang sedang mengganggumu oppa?”

“Anniya, aku tidak apa-apa hanya jadwalku mulai minggu depan akan sangat padat. Jadi kita mungkin akan berlatih dialog dan script naskah WGM sendiri-sendir So Ra-ah.”

“Ne arrasseo oppa. Aku sangat mengerti Super Juinior akan sangat sibuk. Aku juga akan sangat sibuk dengan drama baruku, jadi oopa tidak usah khawatir. Sebelum makan ini diminum dulu kopinya, sudah aku buat sesuai selera oppa”

“Ne, oh ya sebenarnya siapa yang akan bertunangan? Apakah kalangan selebritis? Jika iya kenapa aku tidak mendapat undangan ya?” tanyaku sangat penasaran, sampai-sampai So Ra harus membeli dress yang cukup mewah. Sambil kusesap kopiku…

“Jinja, masa oppa tidak dapat undangannya? Bukankah yang akan bertunangan kakanya Kyuhyun. Di undangannya ditulis dengan jelas, meskipun aku tidak terlalu tahu jika Kyuhyun punya kakak perempuan. Cho Eun Hye putri Tuan Cho Daihan kan dari Grup Daihan? Oppa aku berpasangan denganmu pergi ke sana kan? Sesuai image WGM kita tidak mungkin tidak datang bersama oppa?”

“Uhukkk…Mwooo??” aku tersedak kopi yang sedang kuhirup.

“Wae, gwencana oppa?”

“Ne gwencana, aku hanya tersedak karena ternyata kopi ini masih panas.”

Jadi Chan Ri-sshi akan bertunangan lusa? Tapi bukankah perjanjian dengan tuan Cho seharusnya baru berlaku setelah hari lusa. Karena lusa adalah batas akhir jawaban yang harus diberikan Chan Ri-sshi kepada Tuan Cho. Tapi kenapa Tuan Cho justru mengingkari janjinya? Mungkinkah Chan Ri-sshi sudah menduganya sehingga dia hanya mengulur waktu karena alasan tertentu.

Hatiku terasa sangat tidak tenang, semakin terpikir olehku betapa kejam Tuan Cho Daihan terhadap putrinya.

“Wae, oppa lagi-lagi kau melamun. Kau pasti akan datang bersamaku kan oppa?”

“So Ra-ah, euhmm…makannya lain kali saja ya. Minahe…aku buru-buru harus ke tempat latihan. Aku tidak ingin terlambat. Kita bahas lagi ini besok, oke?”

Aku meninggalkan So Ra dengan perasaan yang sangat tidak karuan. Sekilas kulihat So Ra tidak terlalu senang ketika aku pergi. Tapi aku ingin segera bertemu Kyuhyun.

*****
Di tempat latihan Super Junior…

“Hyung, tumben kau datang tidak terlambat, bahkan baru aku dan Yesung hyung yang datang. Ini benar-benar rekor tercepatmu”, Shindong menyapa dan sekaligus menggodaku.

“Apakah Kyuhyun sudah datang?”

“Kan baru saja kubilang, baru kami berdua. Memangnya kenapa hyung, sepertinya kau gusar sekali? Ada sesuatu yang terjadi?” Shindong berusaha menginterogasiku.

“Ah anniya, aku hanya ingin bicara beberapa hal dengannya’.

“Eh hyung, apakah ini masalah pertunangan Chan Ri-sshi?” Yesung ikut menimpali pembicaraanku dengan Shindong. Ternyata semua sudah tahu tentang undangan itu.

“Apakah kalian sudah menerima undangan juga?”

“Ne hyung, tapi sebenarnya apa yang terjadi tadi malam saat hyung bersama Chan Ri-sshi?” Yesung masih melanjutkan pertanyaannya.

“Awalnya semua baik-baik saja dan terkendali tapi sepertinya aku salah menduga. Memang ini sudah kesepakatan antara Chan Ri-sshi dan Tuan Cho, tapi Tuan Cho melanggar dulu apa yang dikatakannya sendiri.”

“Maksudmu hyung?”

“Ah sudahlah kita bahas nanti saja. Lagi pula aku harus bicara pada Kyuhyun dulu. Apakah dia juga sudah tahu atau malah tidak tahu sama sekali”.

*****

~ Ahn Ra Ra POV

Ohtoghe? Undangan itu bahakan mungkin dibuat sebelum ounnie tahu. Sekarang semua tahu ounnie akan bertunangan dengan Hyun Sang Hee abal-abal itu. Ponsel dan barang-barang ounnie masih ada padaku. Aku harus menemui ounnie dulu dan membicarakan semua ini. Tapi bagaimana aku bisa menemukan ounnie? Donghwa oppa, dia pasti tahu.

“Yobseyo, oppa. Apakah kau tahu ounnie dimana? Aku harus bertemu dengannya. Mwo? Bersama Kyuhyun? Tapi bagaimana…? Ah baiklah aku akan mencari Kyuhyun saja. Arasseo. Gumawo oppa?”

Ounnie menemui Kyuhyun? Mungkinkah ounnie masih bersama Kyuhyun? Sebenarnya dimana ounnie tinggal sih >,< ounnie tidak pernah bilang padaku.

“Kyunie!! Kau dari mana? Apakah kau bersama ounnie?” kusapa Kyuhyun yang baru saja masuk ke gedung SMEnt. Dia hanya diam mematung seperti ingin menjawab mengatakan sesuatu ketika Donghae datang menghampiriku.

“Chagiiiii, ini aku bawakan minuman dingin untukmu. Oh Kyunie kau sudah datang. Kami menunggumu. Ayo segera mulai latihan.” panggilan Donghae padaku sedikit membuatku risih di depan Kyuhyun karena belum ada yang tahu jika aku dan Donghae kini adalah sepasang….…Aaarrgghhh…membayangkannya saja aku masih tindak percaya. Semua harus disembunyikan dari manajemen atau gosip dan semua berita bisa berkembang tak terduga dan bisa mempengaruhi karier Donghae.

Kyuhyun hanya berlalu dengan pandangan tidak suka melihat kami.

“Apakah kalian bertengkar lagi?” Donghae bertanya padaku dengan polosnya.

“Tidak mungkin, aku saja baru bertemu dengannya. Dan kau, jangan lagi panggil aku seperti itu di depan semua orang terutama Kyuhyun dan member Suju.”

“Wae? Kau kan yoejachingguku sekarang.”
“Andwee…pokoknya tidak. Kau ini babo atau apa sih. Kita tidak bisa membiarkan semua orang tahu. Atau riwayat karirmu akan tamat.” Kuperingatkan Donghae dan pergi meninggalkannya yang masih bengong dan akhirnya mengikutiku ke ruang latihan.

*****

~ Lee Donghae POV

Pandangan mata Kyunie seperti terluka akan sesuatu. Apakah dia sudah tahu? Aku yakin dari tatapan matanya dan caranya bersama Ra Ra, Kyunie pasti memiliki perasaan khusus pada Ra Ra. Sepertinya mood Kyunie sedang tidak baik, ah tapi kapan moodnya pernah baik belakangan ini. Apalagi ditambah masalah Chan Ri noona.

“Hyung, kenapa mukamu cemberut begitu? Ahh iya bagaimana Chan Ri noona, apakah dia baik-baik saja? Sejak pagi aku belum mendengar ceritamu hyung” Teuki hyung sedang duduk bersandar di tembok di ruang latihan dance ini.

“Aku juga tidak tahu dia menghilang kemana. Benar-benar yoeja yang tidak bisa ditebak. Segala hal yang dia lakukan membuat semua orang penasaran dan berputar di sekitarnya. Kehidupannya sepertinya sangat rumit seperti pusaran air.”

“Mwoo, kenapa kau jadi berfikir sangat serius? Apakah kau menyukai Chan Ri noona? Sepertinya kau sangat khawatir hyung. Dan apakah kau tahu tentang undangan pertunangan itu?”

“Ne, aku sudah tahu. Ah sudahlah ayo kita latihan saja.”

Saat latihan tidak seperti biasanya dua orang member yaitu Teuki hyung dan Kyunie tidak konsentrasi. Beberapa kali melakukan kesalahan dalam latihan menari dan juga tidak fokus saat latihan vokal. Sebenarnya mereka berdua ada kenapa sih. Apakah permasalahan Chan Ri noona sebegitu membawa pengaruh bagi mereka. Jika itu Kyunie aku masih bisa maklum, tapi Teukie hyung? Dia mengkhawatirkan Kyuhyun atau justru Chan Ri noona. Pasti ada sesuatu yang terjadi dan ini ada hubungannya dengan pertunangan noona yang sangat mendadak. Aku harus mencari tahu.

*****

“Hyung jebal, ceritakanlah padaku? Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi saat appa dan noona berunding?” kulihat Kyuhyun berbicara sesuatu serius dengan Teuki hyung saat aku mendekati mereka.

“Hyung, aku juga ingin tahu. Apa sebenarnya yang terjadi? Kami toh sudah tahu tentang pertunangan itu. Tapi bagaimana mungkin ini terjadi.”

“Baiklah, aku harus bicarakan ini dengan kalian.”

Akhirnya Teuki hyung menjelaskan semuanya pada kami dan Kyuhyun tampak lesu. Teuki hyung juga menjelaskan dia sudah memberitahu Ra Ra dan tadi pagi saat mereka bertemu di café buku. “Mwooo? Jadi laki-laki aneh bermantel merah dengan topi cowboy adalah Teuki hyung? Kekekekeke” aku terkekeh saat Teuki hyung menceritakan bagian itu.

“Wae, kenapa kau tertawa seperti itu? Adakah yang lucu?”

“Ah anniya hyung aku hanya teringat sesuatu saja.” Jawabku mengelak.

Secara tidak langsung karena Teuki hyung akhirnya aku bisa menyatakan perasaanku pada Ra Ra. Rasa cemburuku waktu itu terlalu berlebihan. Jika Teuki hyung tahu aku akan membunuhnya karena cemburu padanya, dia pasti yang akan membunuhku lebih dulu sebelumnya.

*****

~ Park Jung Soo POV

Permasalahan Kyuhyun dan Chan Ri sangat menggangguku. Sudah dua jam mencoba memejamkan mata untuk tidur tapi tetap tidak bisa karena memikirkannya. Lusa adalah hari pertunangan itu, dan aku tidak bisa melakukan apa pun. Aku juga bukan siapa-siapa untuknya, hanya seorang pengagum dan fans saja. Tapi mengapa rasanya aku tidak bisa begitu saja melepaskannya untuk orang lain.

Senyumnya, rambut ikalnya, suara indahnya, permainan pianonya membuatku terus memikirkannya. Mungkinkah aku menyukainya? Tentu aku menyukainya, tapi apakah ini adalah cinta?

“Hyung, kau tidak tidur? Ini sudah hampir pagi. Apa kau gelisah tentang Chan Ri noona?”

“Jong Woon-ah, kanapa kau masuk kamar orang sembarangan!”

“Bukankah itu memang sudah kebiasaanku hyung. Kebiasaan ini berguna juga untuk mengontrol semua dongsaeng kita saat mereka sedang tidur. Apakah benar tebakanku?”

“Entahlah, apakah aku terlalu khawathir dengan Chan Ri-sshi atau Kyuhyun atau juga mereka berdua. Kau tahu Joong Woon-ah, aku sangat khawatir dan apa yang harus aku lakukan untuk membantu mereka?”

“Hyung, aku juga ingin membantu, bahkan kami semua. Jika kau dan Kyunie tak bisa konsentrasi dengan latihan itu juga membuat kami khawatir. Tapi kita bisa apa? Menculik noona dan membawanya kabur? Apakah bisa dengan semudah itu? Masalah ini benar-benar rum…..” belum selesai Jong Woon berbicara aku terlonjak.

“Nah itu dia!!!” Donghae yang terlelap disampingku sampai terjatuh dari tempat tidur karena kaget terbangun dengan teriakan ku.

“Ada apa hyung? Kau ini mengagetkanku saja, ini sudah larut bisakah kalian tidak berisik.” Donghae mengomel dengan iler yang belepotan di wajahnya.

“Yakkk, Donghae-ah sana kau pindah tidur sama Wookie saja, aku akan bicara dengan Teuki hyung dulu.”

“Sirreeooo… aku akan tersiksa jika tidur dengan Wookie. Sudahlah kalian bicara saja aku akan tidur di sofa.” Donghae melangkah pergi dari kamar.

“Karena kau aku jadi punya ide untuk permasalahan ini…tapi apakah kau mau membantuku dengan ide ini?”

“Ide apa hyung?” kuceritakan ideku pada Jong Woon, bagaimana untuk menyelamatkan situasi ini.

“Mwoooragoo? Apa kau sudah gila hyung? Ini tidak hanya akan mempertaruhkan namamu dan aku tapi juga Super Junior. Aku tidak mau jika resikonya sangat bersar.”

“Dengarkan aku dulu, kita tidak harus terang-terangan. Kau tahu, semua diatur dengan rapi agar tidak ada yang tahu dan membuat reputasi Super Junior menjadi buruk. Toh ini juga untuk kebaikan seorang wanita dan adiknya yang juga salah satu anggota Super Junior.”

“Baiklah hyung tapi kita harus memikirkannya dengan matang, aku tidak ingin ada kesalahan sedikitpun. Karena bisa fatal akibatnya.”

“Ne, arasseo dan kau harus membantuku untuk ini.”

*****

Keesokan harinya…

~ Park Chan Ri POV

Kulangkahkan kakiku memasuki gedung MREnt. Niatku adalah untuk bertemu Donghwa saat kulihat Ra Ra sudah menungguku di lobi bersama Donghae.

“Ounnie, gwenchana? Aku bingung bagaimana menemukan dan menghubungimu. Hanya menunggu di sini yang bisa kulakukan. Donghwa oppa bilang kau pasti akan datang.”

“Tenanglah Ra Ra, aku baik-baik saja. Kalian …hmmm…benarkah kalian sudah jadian? (istilah koreanya jadian apa ya?) Kulihat kalian sangat serasi.”

“Maksud ounnie?”

“Ra Ra-ah, kau tak bisa berbohong padaku. Lalu adegan ciuman kemarin di jalan apakah itu bukan bukti nyata? Cukkkae…akhirnya kau tidak hanya menjadi fans Lee Donghae yang terkenal playboy dan flamboyan itu. Apakah kau bahagia??”

Ra Ra menatapku dengan ekspresi marah yang sangat lucu. Aku sangat suka melihat mukanya memerah malu.

“Oommoo, noona sekarang kau sangat berani menjelekkanku di hadapanku. Ckckckc..aku jadi tahu ternyata benar kau yang menularkan sifat jahil dan evilmu pada Kyuhyun. Tidak heran kalian sangat mirip. Dan Kau,…jadi ternyata selama ini diam-diam menyukaiku dan berpura-pura? ” ”

“Hahaha…kau ini bisa saja terima kasih atas pujianmu Donghae-ah.”

“Yakkhhh..ounnie, itu bukan pujian. Dasar ajjuma evil. Sudahlah, ini..barang-barang ounnie aku bawakan. Tas juga segala isinya. Pasti ounnie kesusahan tanpa semua ini.”

“Ah..kau benar. Aku harus diam-diam meminjam uang Leeteuk-sshi untuk ongkos taksi tempo hari. Sampaikan permintaan maafku padanya, semua kulakukan karena terpaksa. Ini tolong gantikan uangnya.” Aku menyodorkan lembaran ribuan won pada Ra Ra, tapi ditepis olehnya.

“Ounnie, kau pikir Teuki oppa sepelit itu. Hanya beberapa ribu won untuk ongkos taksi tidaklah seberapa. Biar aku saja nanti yang mengganti jika dia menagihnya.”

“Tapi rasanya sangat tidak enak sudah merepotkannya dan meninggalkannya di sana waktu itu.”

“Oppa mengerti kok ounnie, jangan khawatir. Dia malah mengkhawatirkanmu berlebihan. Sepertinya dia memperhatikan ounnie akhir-akhir ini.”

“Ne, semalam dia tidak bisa tidur memikirkan noona akan bertunangan dan entah apa yang dibicarakannya dengan Jong Woon hyung tengah malam. Aku saja harus pindah tempat tidur gara-gara mereka sangat berisik”

“Benarkah? Apakah itu mungkin?”

“Ommo, lihatlah mukamu itu noona memerah seperti udang rebus. Apakah kau suka pada hyungku?”

“Yakhh…Donghae jangan bicara sembarangan. Aku..uhmmm..bukan..seperti itu yang terjadi”

“Hahahaha…noona lihatlah wajahmu semakin memerah. Berarti aku benar kan barusan. Ternyata noona kau bisa juga dikerjai.”

“Aiisssh…bocah tengil ini. sudahlah aku mau ke studio. Ra Ra, gumawo sudah kau bawakan semua ini…kalian pergilah latihan sana.”

“Lihatlah, baru digoda sebentar sudah marah-marah. Benar-benar emosional. Kajja chagiya…”

“Jangan panggil aku chagiyaa….”
Donghae mengajak Ra Ra pergi meninggalkanku dan berusaha menggandeng tanganya, tapi Ra Ra sepertinya sedikit malu-malu dan menepisnya lalu berlalu pergi mendahului Donghae yang terlihat kecewa di belakangnya.

*****

“Chan Ri-ah, apakah kau sudah bulat dengan keputusanmu?”

“Ne, aku akan melarikan diri saat acara pertunangan itu, tepat sebelum pertunanganku diumumkan. Aku belum tahu bagaimana susunan acaranya tapi kufikir ini satu-satunya untuk menghindari appa. Akan kubuat ini seperti penculikan. Dan kau harus membantuku Donghwa-ah.

“Apakah kau gila Chan Ri. Ini seperti tindakan kriminal. Aku bisa dipenjara jika menculikmu.”

“Aku tidak ingin melibatkan Kyuhyun dan dunianya. Jadi hanya kau yang bisa kupercaya selain Ra Ra. Aku juga tidak mengikutkan Ra Ra dalam rencanaku kali ini. Mungkin akan berbahaya, tapi paling tidak resikonya tidak akan terlalu besar untuk kita. Aku akan memberikan alibi dan pembelaan jika sesuatu terjadi nanti. Kau tenang saja. Aku sudah mempertimbangkan semuanya dengan matang. Kekerasan hati ayahku sudah tidak bisa diluluhkan dengan kelembutan. Kali ini aku harus melawan.”

“Kau yakin dengan semua ini?”

“Tentu. Donghwa-ah. Aku tidak akan meminta bantuanmu jika aku tidak yakin. Kau kan sudah bertahun-tahun mengenalku.”

“Baiklah jika itu yang kau inginkan. Kita akan mempersiapkannya. Tapi hanya kita berdua yang akan melakukannnya.”

*****

The Day of Engagement…
(di hari pertunangan)

~ Author POV

Acara pertunangan Park Chan Ri diselenggarakan di sebuah ballroom hotel mewah milik Daihan Group di pusat kota Seoul, tamu undangan pesta pun sudah berdatangan. Terlihat beberapa wajah yang sangat terkenal dari kalangan selebritis, pengusaha, bahkan politisi mulai masuk ke dalam ruangan pesta yang ditata dengan sangat mewah dan megah. Pesta pertunangan dua keluarga raksasa bisnis ASIA Daihan Group dan Hyun Group.

Beberapa dari tamu undangan yang sudah datang di antaranya terlihat Park Shi Ho yang datang bersama yoedongsaengnya Park Sung Chan.

Terlihat di sudut lain ruangan Leeteuk baru saja datang bersama Kang So Ra yang merangkulkan tangannya di lengan Leeteuk. Leeteuk memandang sekitar dan memetakan situasi. Malam ini dia sudah mempersiapkan rencana untuk bisa membuat Chan Ri tidak perlu terpaksa bertunangan dengan Hyun Sang Hee. Tapi rencana disusunnya ini tanpa sepengetahuan Kyuhyun.

Member Super Junior yang lain juga sudah datang tampak sedang berbincang-bincang satu sama lain. Kyuhyun terlihat sangat khawatir karena dia tidak ingin kakaknya terluka karena sikap appanya yang memaksakan pertunangan ini. Dia berjalan menuju grand piano di tengah ruangan dan memainkan piano mengiringi para tamu berdansa.

“Oppa, bukankah ruangan ini sangat indah dan megah. Benar-benar pesta papan atas. Nona Cho Eun Hye pasti sangat bahagia pesta pertunangannya begitu berkelas.”

“Ah baiklah mungkin kita bisa berdansa dulu. Maukah kau berdansa denganku So Ra?”

“Ne oppa, dengan senang hati.” Kang So Ra menerima uluran tangan Leeteuk untuk berdansa.

Sesaat kemudian Chan Ri memasuki ruangan bersama Tuan Cho Daihan dan keluarga Hyun Sang Hee. Tuan Cho terlihat berkeliling bersama Tuan Hyun dan istrinya untuk menyapa dan menjamu para tamunya.

Tubuh Chan Ri yang kecoklatan dibalut sebuah gaun putih panjang menjuntai tanpa lengan dan terbuka di bagian punggung. Gaun itu terlihat begitu anggun dan melekat dengan sempurna di tubuhnya.

Leeteuk memandang Chan Ri dengan penuh arti. Tatapan matanya tak beralih sedikitpun meskipun di depannya berdiri seorang yoeja cantik seperti Kang So Ra dengan gaun merah yang sangat anggun terus berbicara padanya. Kang So Ra yang menjadi pasangan dansa Leeteuk merasa heran dengan tatapan Leeteuk yang tertuju pada Park Chan Ri alias Cho Eun Hye. Tatapan itu terlihat seperti tatapan seorang namja terhadap kekasihnya.

Sesaat pandangan Chan Ri dan Leeteuk saling bertemu. Park Chan Ri memperhatikan Leeteuk yang sedang berdansa dengan Kang So Ra dengan ekspresi wajah seolah ingin mengatakan sesuatu yang selama ini tak bisa diungkapkannya. Kemudian Park Chan Ri berjalan menuju tengah ruangan ke arah Kyuhyun, ketika sebuah tangan mencengkeram lengannya menahanya untuk beranjak.

“Chagiya, bisakah kau berpaling sedikit saja padaku? Bukankah sudah lama kita tidak bertemu?”

“Sang Hee, bisa kau lepaskan tanganmu, dan jangan panggil aku dengan sebutan itu, aku bukan kekasihmu lagi. Ini ditengah pesta aku tidak ingin membuatmu tampak konyol di depan semua tamu-tamu. Bukankah image pria sempurna sangat berarti bagimu?”

“Tidak, aku tidak akan melepaskanmu lagi. Setelah kutahu kita akan ditunangkan aku sangat bahagia. Aku tahu kau terluka karena aku tapi itu bukan karena aku tidak mencintaimu. Aku masih mencintaimu seperti dulu.”

“Jangan pernah lagi kau ucapkan kata-kata menjijikan itu. Aku menuruti appa bukan karena aku masih mengharapkanmu. Aku bukan gadis bodoh yang bisa kau bohongi lagi Sang Hee-ah.”

“Aku tetap tidak akan melepaskanmu.” Hyun Sang Hee masih memegang lengan Chan Ri cukup erat . Chan Ri mulai meringis kesakitan berusaha melepaskan cengkraman tangan di lengannya.

“Bisakah anda bersikap sopan terhadap wanita tuan Hyun Sang Hee.” Terdengar sebuah suara namja dari arah belakang Chan Ri. “Bukankah dia adalah tunanganmu, perlakukanlah dia dengan lembut.”

“Anda ini siapa? Ini masalah pribadi kami, tolong jangan ikut campur”

“Aku tidak berusaha mencampuri urusan kalian, hanya saja saya tidak suka melihat cara anda memperlakukan wanita.”

“Park Shi Ho-sshi?? Ah benar kau juga tamu undangan malam ini, dan kau bersama Sung Chan?”, Chan Ri menepiskan tangan Hyun Sang Hee yang sedikit melonggar dan menyapa Park Shi Ho beserta adiknya Park Sung Chan.

“Ounnie kau sangat cantik malam ini. Apakah tuan ini tunanganmu, sepertinya tidak terlihat begitu.”

“Kau gadis kecil tau apa. Jangan ikut campur urusan para orang dewasa”

“Sang Hee-sshi, apakah kau menyakiti noonaku?” Kyuhyun datang menghampiri kerumunan kecil yang sudah mulai mengundang mata tamu lain untuk memandang mereka. “Kau? Kenapa kau ada di sini juga gadis manja?”

“Aku bukan gadis manja, dasar namja babo! Dan aku sudah dewasa, benar-benar kau ini tidak bisa menilai wanita.”

“Sudah-sudah kenapa kalian malah bertengkar di sini. Acara sebentar lagi akan dimulai.” Park Shi Ho berusaha menenangkan suasana.

MC menyatakan bahawa acara inti akan dimulai, ketika tiba-tiba terjadi suara ledakan dari arah luar gedung dan diikuti padamnya lampu di seluruh ruangan gedung hotel termasuk ballroom yang digunakan untuk acara malam itu. Teriakan tamu wanita dan tamu lainnya yang terkejut menggema di dalam ruangan. Suasana pun menjadi panik ketika banyak suara benda berjatuhan karena tersenggol tamu-tamu yang berlari karena takut.

Chan Ri yang mendengar ledakan reflex menutupi telinganya. Suasana ini tidak seperti yang direncanakannya bersama Donghwa. Di tengah hiruk pikuk suara histeris para tamu dan dengan keadaan gelap sehingga tak bisa melihat apa pun trauma Chan Ri kembali mulai menyerang. Keringat dingin dan perasaan mual pertama kali itulah yang dirasakannya, disusul dengan jantung berdegup tidak teratur dan nafas yang mulai sesak dan serangan sakit luar biasa di kepalanya. Chan Ri berusaha menggapai sesuatu yang bisa dijadikan pegangan dan berusaha memanggil nama Kyuhyun yang tadi ada di dekatnya tapi tidak ada suara yang keluar karena tenggorokan yang tercekat. Tubuhnya sudah mulai limbung dan hampir jatuh ketika sebuah tangan menariknya menjauh dari tempatnya berdiri dan memapahnya ke suatu tempat.


~ To be continued…

Apakah sebenarnya yang sedang terjadi??

CL Please… ^^ See you next part

Ps: saeng Ra Ra aku putus asa dengan FF ini… T_T, ohtoghe?? Meskipun ide sedang mengalir tapi aku tak taku harus bagaimana lagi (halah…). Gumawo masih support aku buat nulis..